KARDUS DAN PANGUDI LUHUR
Barusan Mamak yang
melahirkanku nge-WA.
MAMAK: "Lagi ngapain kau?"
Papa: "Biasalah Mak, ngurusin oncom-oncom yang mau diekspor."
MAMAK: "Macam mana kedua cucuku? Bagus nyah kau kasih makan mereka?"
Papa: "Yaelah Mak, baguslah pulak. mana mungkin kukasih seadanya mereka. Comel-comel pulak nanti Mamak."
MAMAK: "Mana tahu kau kepincut mau Nyaleg, trus kau kurangi jatah gizi cucu-cucuku itu!"
Papa: "Ada apa Mamak nge-WA?"
MAMAK: "Begini nakku, Bisa nyah nanti kau sekolahkan Ucok si TK ke Pangudi Luhur?"
Papa: "Kenapa pulak harus kesitu Mak, jauhlah pulak dari rumah kami!"
MAMAK: "Ah, kalau jauh kau aturlah. kan bisa kau cari supir pribadi atau belilah rumah sekitar situ!"
Papa: "Bukan kaya kali anakmu ini Mak."
MAMAK: "Jangan banyak cakap kau, bangau aja bisa beli kardus harga milyaran, masa kau kalah sama bangau?"
Papa: "Izzz... Mamak inilah, masa bangau dibilang bisa beli kardus milyaran. Macam mana pulak bisa begitu?"
MAMAK: "Sudah dari dulu kubilang, gantungkan cita-citamu jadi gubernur atau paling sikit jadi wakil gubernur, pasti kau punya trick untuk bisa dapatkan apapun!"
Papa: "Trus kenapa juga harus kesekolah itu Mak?"
MAMAK: "Itulah kau, kalau Ucok Si TK sekolah disana, mana tahu nanti dia jadi jago segala macam."
Papa: "Maksudnya Mak?"
MAMAK: "Ya bisa jagolah, kalau dia mau jadi atlit, dia bisa lari sana sini sambil pakai Lips Gloss dan main silat-silatan."
Papa: "Trus?"
MAMAK: "Dia juga bisa jago menyumpal mulut-mulut yang biasa ngunyah pepesan halal dan haram.
Papa: "Tapi Mak, aku maunya dia jadi tentara kayak Bapak."
MAMAK: "Jadi tentara pulak kau bilang. Bapakmu pulak jadi referensi. Bapakmu tentara tapi tahunya cuma nembak Mamakmu ini. itupun karna dulu Orba manjain mereka, makanya kuterimalah Bapakmu itu!"
Papa: "Tapi kan Mak, kalau jadi Jenderal si Ucok, nanti dia bisa kemana-mana."
MAMAK: "Hah..ini dia yang kau tak tahu kan!" Kalau anakmu sekolah di Pangudi Luhur, jadi dewa pun kalau dia mau bisa.
Papa: "Tapi kan Mak, bukan karna Pangudi Luhur nya kan."
MAMAK: "Ah, pokoknya kau aturlah biar dia kesana." Tak bangga kau nanti kalau dia jadi Pendeta?"
Papa: "Kok jadi Pendeta Mak?" kan sekolah sekuler!"
MAMAK: "Mau sekuler kek, teologi kek, yang penting sesuai dengan kepentingan."
Papa: "Trus kalau bisa jadi Pendeta memangnya nanti bisa jadi apa?
MAMAK: "Jadi bempernya Presiden lah!"
Papa: "Kok bemper?"
MAMAK: "Ya iyalah...kan Presidennya naik kuda!"
Papa: "Kagak nyambung lagi!"
MAMAK: "Makanya kau sekolahkan si Ucok ke Pangudi Luhur, nanti pasti nyambung. Kardus aja bisa jadi Presiden, apalagi lulusan Pangudi Luhur!"
Papa: "Mak...mak...udahlah urus aja telor-telor teman Mamak yang sudah busuk itu beritanya."
MAMAK: "Bah..itu episode sebelumnya...nggak usah lagi kau bicarakan di episode kardus dan Pangudi Luhur!"
Papa: "Ok lah Mak, aku ngardusin oncom-oncom dulu ya."
#SP#13818#SD15#
MAMAK: "Lagi ngapain kau?"
Papa: "Biasalah Mak, ngurusin oncom-oncom yang mau diekspor."
MAMAK: "Macam mana kedua cucuku? Bagus nyah kau kasih makan mereka?"
Papa: "Yaelah Mak, baguslah pulak. mana mungkin kukasih seadanya mereka. Comel-comel pulak nanti Mamak."
MAMAK: "Mana tahu kau kepincut mau Nyaleg, trus kau kurangi jatah gizi cucu-cucuku itu!"
Papa: "Ada apa Mamak nge-WA?"
MAMAK: "Begini nakku, Bisa nyah nanti kau sekolahkan Ucok si TK ke Pangudi Luhur?"
Papa: "Kenapa pulak harus kesitu Mak, jauhlah pulak dari rumah kami!"
MAMAK: "Ah, kalau jauh kau aturlah. kan bisa kau cari supir pribadi atau belilah rumah sekitar situ!"
Papa: "Bukan kaya kali anakmu ini Mak."
MAMAK: "Jangan banyak cakap kau, bangau aja bisa beli kardus harga milyaran, masa kau kalah sama bangau?"
Papa: "Izzz... Mamak inilah, masa bangau dibilang bisa beli kardus milyaran. Macam mana pulak bisa begitu?"
MAMAK: "Sudah dari dulu kubilang, gantungkan cita-citamu jadi gubernur atau paling sikit jadi wakil gubernur, pasti kau punya trick untuk bisa dapatkan apapun!"
Papa: "Trus kenapa juga harus kesekolah itu Mak?"
MAMAK: "Itulah kau, kalau Ucok Si TK sekolah disana, mana tahu nanti dia jadi jago segala macam."
Papa: "Maksudnya Mak?"
MAMAK: "Ya bisa jagolah, kalau dia mau jadi atlit, dia bisa lari sana sini sambil pakai Lips Gloss dan main silat-silatan."
Papa: "Trus?"
MAMAK: "Dia juga bisa jago menyumpal mulut-mulut yang biasa ngunyah pepesan halal dan haram.
Papa: "Tapi Mak, aku maunya dia jadi tentara kayak Bapak."
MAMAK: "Jadi tentara pulak kau bilang. Bapakmu pulak jadi referensi. Bapakmu tentara tapi tahunya cuma nembak Mamakmu ini. itupun karna dulu Orba manjain mereka, makanya kuterimalah Bapakmu itu!"
Papa: "Tapi kan Mak, kalau jadi Jenderal si Ucok, nanti dia bisa kemana-mana."
MAMAK: "Hah..ini dia yang kau tak tahu kan!" Kalau anakmu sekolah di Pangudi Luhur, jadi dewa pun kalau dia mau bisa.
Papa: "Tapi kan Mak, bukan karna Pangudi Luhur nya kan."
MAMAK: "Ah, pokoknya kau aturlah biar dia kesana." Tak bangga kau nanti kalau dia jadi Pendeta?"
Papa: "Kok jadi Pendeta Mak?" kan sekolah sekuler!"
MAMAK: "Mau sekuler kek, teologi kek, yang penting sesuai dengan kepentingan."
Papa: "Trus kalau bisa jadi Pendeta memangnya nanti bisa jadi apa?
MAMAK: "Jadi bempernya Presiden lah!"
Papa: "Kok bemper?"
MAMAK: "Ya iyalah...kan Presidennya naik kuda!"
Papa: "Kagak nyambung lagi!"
MAMAK: "Makanya kau sekolahkan si Ucok ke Pangudi Luhur, nanti pasti nyambung. Kardus aja bisa jadi Presiden, apalagi lulusan Pangudi Luhur!"
Papa: "Mak...mak...udahlah urus aja telor-telor teman Mamak yang sudah busuk itu beritanya."
MAMAK: "Bah..itu episode sebelumnya...nggak usah lagi kau bicarakan di episode kardus dan Pangudi Luhur!"
Papa: "Ok lah Mak, aku ngardusin oncom-oncom dulu ya."
#SP#13818#SD15#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar