Translate

Kamis, 18 Juli 2019

NUNGGANG KUDA DAN KEBO KE KPU


NUNGGANG KUDA DAN KEBO KE KPU
Tadi pulang kerja Ucok Si TK langsung heboh menghambur dan berceloteh.
Si TK: "Pa..., seru banget loh!"
Papa: "Apanya yang seru?"
Si TK: "Izzz... pokoknya seru bangetlah!"
Papa: "Seru apaan sih?" seru...! seru...! kau bilang tapi tak tahu apa yang di seru-serukanmu!"
Si TK: "Itu loh Pa, kata TV ada bapak bapak rame-rame ke KPU naik moge. katanya sih para petinggi parpol mau ngasih daftar perbaikan team kampanyenya Pakde!"
Papa: "Lah, gitu aja, apanya yang seru. biasa-biasa aja kali...!"
Si TK: "izzz... Papa inilah...bukan itu serunya!"
Papa: "Loh, jadi apanya yang seru?" Mogenya yang ngikutin gaya Pakde?"
Si TK: "Bukan itu Pa yang seru."
Papa: "Lah terus apaan dong? dari tadi kau gecor bilang seru seruan!"
Si TK: "Gini loh Pa, kalau teamnya Pakde pake moge, aku yakin team Pangeran Diponegoro.....ehh salah deng....maksudku team suksesnya Pemilik kuda pasti nggak mau kalah dengan membawa kuda kuda jantan ke KPU buat ngedaftar perbaikan susunan team suksesnya. iya kan?"
Papa: "Ohhh... jadi itu maksudmu yang seru?" biasa aja tuh!"
Si TK: "Ya bukan itu ajalah Pa." ada lagi yang lebih seru. kata Miss Annie, guruku, sekretaris suaminya sih kagak bakal naik kuda, tapi naik kebo!"
Papa: "Kok naik kebo?"
Si TK: "Tauk tuh, katanya sih ini masalah identitas diri yang menginternal sebegitu dahsyatnya sampai mengharu birukan logika dan persepsi mereka yang memang sudah kental dengan warna biru."
Papa: "Ah, sok tahu kau!"
Si TK: "Cuma ada yang aku masih tanda tanya Pa."
Papa: "Apa itu?"
Si TK: "Ntar kalau pas mereka ke KPU dengan nunggang kuda dan kebo, mereka pake keris nggak ya dipinggangnya?"
Papa: "Memangnya kenapa kau tanya begitu?"
Si TK: "Nggak sih...aku cuma bingung aja, nanti kalau udah selesai ngedaftar, kan susah kalau mereka joget joget dangdut diluar kantor KPU."
Papa: "kok susah? kan tinggal goyang!"
Si TK: "Ya susahlah Pa, kan ada keris. belum lagi nanti kalau ada yang nanya itu kuda dan kebonya pakai pemeran pengganti atau tidak, iya kan, Pa?"
Papa: "Ahhh...bukan urusanmu itu!" Nanti kalau memang jadi mereka ikut ikutan mau ngetop, ya kita tonton saja, ada atau nggak kaki kuda atau kebonya yang korsleting sehingga jadi bisa meledak.
Si TK: "Mana mungkin kaki bisa korsleting trus pake meledak segala?"
Papa: "Nahh belum tahu kau kan?" Apa yang tak bisa sama mereka?!" Bangau aja bermodalkan kardus bisa jadi Calon petinggi pertiwi, malah bisa juga dijadiin ulama. pokoknya mereka jago mengubah apapunlah!"
Si TK: "Kalau mengubah kejombloan bisa nggak Pa?"
Papa: "Loh memangnya siapa yang jomblo?"
Si TK: "Lah itu sipenunggang kuda!"
Papa: "Wah kalau itu sih bergantung sama yang tergantung. masih ada nggak digantungannya?"
Si TK: "Maksudnya Pa?"
Papa: "Ah sudahlah...belum masuk otakmu yang macam itu. sudah sana tidur!"
Si TK: "Ah Papa inilah...doyan kali menggantung yang tak perlu digantung-gantung. jemuran kali?!"
#SP#20818#SD18#

PANGERAN DIPONEGORO DAN KEBO


PANGERAN DIPONEGORO DAN KEBO

Ucok Si TK barusan ngajak ngobrol.
Si TK: "Pa, kayaknya aku nggak bisa deh jadi Presiden."
Papa: "Loh, memangnya sebelumnya kau cita-cita mau jadi Presiden?"
Si TK: "Iya Pa."
Papa: "Trus kenapa berubah pikiran?"
Si TK: "Susah Pa kalau aku jadi Presiden. soalnya aku kan gemuk banget."
Papa: "Loh memangnya kenapa kalau gemuk?"
Si TK: "Izzz... Papa inilah...kalau gemuk ya susahlah jadi Presiden!"
Papa: "Loh memangnya susah kenapa?" 
Si TK: "Ya susah kalau mau ngebut naik Moge trus jumping lagi motornya kaya Pakde!"
Papa: "Ya kan nggak juga harus kayak gitu. itu sih kreatifitas beliau aja. kita mestinya bangga dengan kreatifitas yang inovatif kayak begitu!"
Si TK: "Tapi Pa, kan itu cuma bisa dilakuin sama yang langsing kayak Pakde!" 
Papa: "Maksudmu?"
Si TK: "Loh, masa Papa lupa sama yang pengen mirip-mirip kayak Pangeran Diponegoro?!"
Papa: "Pangeran Diponegoro?" Ada apa sama Pahlawan kita itu?"
Si TK: "Gini loh Pa, ada tuh yang pengen dimirip-miripkan sama Pangeran Diponegoro bahkan Soekarno."
Papa: "Siapa?"
Si TK: "Izzz...Papa inilah, masa kagak tahu sih?"
Papa: "Bah...memang tak tahu aku!"
Si TK: "Itu loh Pa, yang doyan main calon-calonan tiap lima tahun sekali!"
Papa: "Siapa pulak yang kau maksud?"
Si TK: "Itu tuh....yang ngerasa dirinya masih gagah dan hebat. pake keris trus nunggang kuda keliling-keliling."
Papa: "Lah, memang kenapa kalau nunggang kuda?
Si TK: "Ya nggak pa pa sih nunggang kuda, tapi Pa mau naikin kudanya aja kagak bisa sendiri, harus dibantu rame rame karna udah kegemukan!"
Papa: "Trus apa hubungannya dengan naik Moge?"
Si TK: "Ya susahlah Pa, gimana coba dia mau ngepot atau jumping pake motor, apalagi sok sok an pake keris dipinggangnya!"
Papa: "Mungkin keris itu untuk membuktikan kalau dia masih jantan."
Si TK: "Apa hubungannya keris dgn jantan Pa?"
Papa: "Ya mungin karena sama-sama dibawah pinggang."
Si TK: "Maksudnya Pa? Kagak ngerti aku!"
Papa: "Ah tak usahlah kau kebanyakan ngerti, nanti kayak kebo pulak lagi!"
Si TK: "Kok malah nyambung ke kebo Pa?" Memangnya apa hubungannya Moge, kuda sama kebo?"
Papa: "Yah...kebo itukan juga gede, gemuk malah tambun pulak."
Si TK: "emang kenapa kalau kebo tambun?"
Papa: "Ya nggak bisa naik moge lah!"
Si TK: "Kebo naik moge?"
Papa: "Sudahlah....belum masuk nalar kau kesana!"
Si TK: "kenapa juga nggak pake pengganti aja Pa, supaya kebonya bisa naik moge?"
Papa: "Stuntman maksudmu?"
Si TK: "Iya Pa!"
Papa: "Oh kalau soal stuntman belum paham anak buah kebo itu!"
Si TK: "Loh kok belum bisa paham Pa?"
Papa: "Macam mana bisa paham, kan kebo biru. kalau mereka mau jadi kebo merah mungkin barulah paham mereka!"
Si TK: "Maksudnya kebo biru apa Pa?"
Papa: "Ah sudahlah...mandi sana kau. nanti nanya nanya lagi kau soal telor mata kebo....sana mandi, udah malam!
Si TK: "Ok Papa...!"
#SP#19818#SD17#

Rabu, 17 Juli 2019

YANG MISKIN LENYAP DI 2019


YANG MISKIN LENYAP DI 2019
Barusan Ucok si TK kami nelpon.
Si TK: "Pa, gawat Pa!"
Papa: "Apanya yang gawat!"
Si TK: "Pokoknya gawat lah!"
Papa: "Ah kau ini, tiba-tiba nelpon terus gawat-gawat lah kau bilang!"
Si TK: "Kutanya dulu Papa." Papa kan usaha oncom, itukan makanan orang miskin Pa. trus artinya kita miskin dong?"
Papa: "Apa pulak kau bilang miskin. belum tentu yang makan oncom itu miskin!"
Si TK: "Trus kita miskin nggak Pa?"
Papa: "Macam mana pulak kita miskin, Avanza aja kita punya walau ada kemungkinan bisa korsleting dan meledak ban nya. kakakmu juga bisa kuliah kok!"
Si TK: "Bener ya Pa. tapi 2019 kita belum miskin juga kan?"
Papa: "Apa pulak miskin di 2019?" Ya nggak lah!"
Si TK: "Syukurlah kalau gitu, soalnya katanya semua yang miskin di 2019 harus sudah nggak ada di Indonesia!"
Papa: "Kata siapa?"
Si TK: "Kata tukang kuda, Pa!"
Papa: "Macam mana pulak tukang kuda bisa ngatur-ngatur begitu?"
Si TK: "Izzz...manalah kutahu Pa."
Papa: "Eh, kalau kau tak tahu ya jangan teriak-teriak gawat!"
Si TK: "Tapi, kata tukang kuda Indonesia aja bisa bubar Pa."
Papa: "Darimana dia dapat info itu?"
Si TK: "Katanya sih dari novel Pa."
Papa: "Ah kau ini....Dumbledore dan Harry Potter aja tak tahu kalau JK Rowling bakal jadi perempuan terkaya di dunia."
Si TK: "Loh apa hubungannya Pa?"
Papa: "Gini loh, kalau si tukang kuda bisa bikin kudanya terbang, atau tongkatnya bisa berdiri sendiri, bolehlah kalau kau mau percaya dia!"
Si TK: Kagak ngerti Pa!" Apa pula maksudnya tongkat berdiri itu?"
Papa: "Nahh kalau ini memang kau tak boleh tahu, biarlah suaminya Krisdayanti yang tahu itu!"
Si TK: "Apaan sih Pa, makin nggak ngerti deh."
Papa: "Sudahlah, nonton Asian Games aja kau, mana tahu nanti atlit Timor Leste menang lomba balap kuda!"
Si TK: "Izzz ... Papa inilah, mana ada kuda jantan apalagi yang dari Timor Leste yang balapan di Asian Games."
Papa: "Nah sudah pandai kau kan. jadi tak perlu lagi kusuruh kau kerumahnya pemilik Partai Berkarya. tak masuk otakmu itu!" Sudah sana kau tengok-tengok saja burung tekukurnya Mbah Aries tetangga kita itu. masih hidup apa nggak. biar pasti hidup mati keduanya."
Si TK: Kok keduanya Pa?
Papa: "Ah sudahlah....Papa mau ngardusin oncom dulu."
Si TK: Ok Papa...pokoknya jangan sampai miskin ya!"
#SP#13818#SD16#

KARDUS DAN PANGUDI LUHUR


KARDUS DAN PANGUDI LUHUR
Barusan Mamak yang melahirkanku nge-WA.
MAMAK: "Lagi ngapain kau?"
Papa: "Biasalah Mak, ngurusin oncom-oncom yang mau diekspor."
MAMAK: "Macam mana kedua cucuku? Bagus nyah kau kasih makan mereka?"
Papa: "Yaelah Mak, baguslah pulak. mana mungkin kukasih seadanya mereka. Comel-comel pulak nanti Mamak."
MAMAK: "Mana tahu kau kepincut mau Nyaleg, trus kau kurangi jatah gizi cucu-cucuku itu!"
Papa: "Ada apa Mamak nge-WA?"
MAMAK: "Begini nakku, Bisa nyah nanti kau sekolahkan Ucok si TK ke Pangudi Luhur?"
Papa: "Kenapa pulak harus kesitu Mak, jauhlah pulak dari rumah kami!"
MAMAK: "Ah, kalau jauh kau aturlah. kan bisa kau cari supir pribadi atau belilah rumah sekitar situ!"
Papa: "Bukan kaya kali anakmu ini Mak."
MAMAK: "Jangan banyak cakap kau, bangau aja bisa beli kardus harga milyaran, masa kau kalah sama bangau?"
Papa: "Izzz... Mamak inilah, masa bangau dibilang bisa beli kardus milyaran. Macam mana pulak bisa begitu?"
MAMAK: "Sudah dari dulu kubilang, gantungkan cita-citamu jadi gubernur atau paling sikit jadi wakil gubernur, pasti kau punya trick untuk bisa dapatkan apapun!"
Papa: "Trus kenapa juga harus kesekolah itu Mak?"
MAMAK: "Itulah kau, kalau Ucok Si TK sekolah disana, mana tahu nanti dia jadi jago segala macam."
Papa: "Maksudnya Mak?"
MAMAK: "Ya bisa jagolah, kalau dia mau jadi atlit, dia bisa lari sana sini sambil pakai Lips Gloss dan main silat-silatan."
Papa: "Trus?"
MAMAK: "Dia juga bisa jago menyumpal mulut-mulut yang biasa ngunyah pepesan halal dan haram.
Papa: "Tapi Mak, aku maunya dia jadi tentara kayak Bapak."
MAMAK: "Jadi tentara pulak kau bilang. Bapakmu pulak jadi referensi. Bapakmu tentara tapi tahunya cuma nembak Mamakmu ini. itupun karna dulu Orba manjain mereka, makanya kuterimalah Bapakmu itu!"
Papa: "Tapi kan Mak, kalau jadi Jenderal si Ucok, nanti dia bisa kemana-mana."
MAMAK: "Hah..ini dia yang kau tak tahu kan!" Kalau anakmu sekolah di Pangudi Luhur, jadi dewa pun kalau dia mau bisa.
Papa: "Tapi kan Mak, bukan karna Pangudi Luhur nya kan."
MAMAK: "Ah, pokoknya kau aturlah biar dia kesana." Tak bangga kau nanti kalau dia jadi Pendeta?"
Papa: "Kok jadi Pendeta Mak?" kan sekolah sekuler!"
MAMAK: "Mau sekuler kek, teologi kek, yang penting sesuai dengan kepentingan."
Papa: "Trus kalau bisa jadi Pendeta memangnya nanti bisa jadi apa?
MAMAK: "Jadi bempernya Presiden lah!"
Papa: "Kok bemper?"
MAMAK: "Ya iyalah...kan Presidennya naik kuda!"
Papa: "Kagak nyambung lagi!"
MAMAK: "Makanya kau sekolahkan si Ucok ke Pangudi Luhur, nanti pasti nyambung. Kardus aja bisa jadi Presiden, apalagi lulusan Pangudi Luhur!"
Papa: "Mak...mak...udahlah urus aja telor-telor teman Mamak yang sudah busuk itu beritanya."
MAMAK: "Bah..itu episode sebelumnya...nggak usah lagi kau bicarakan di episode kardus dan Pangudi Luhur!"
Papa: "Ok lah Mak, aku ngardusin oncom-oncom dulu ya."
#SP#13818#SD15#

JADI ORANG KAYA


JADI ORANG KAYA
Ucok si TK belum tidur dan maksa ngajak ngobrol.
Si TK: "Pa, aku kalau sudah besar pengen jadi orang kaya aja!"
Papa: "Loh, katanya mau jadi Jenderal."
Si TK: "Nehi...nehi...pokoknya jadi orang kaya!"
Papa: " Memangnya kenapa jadi orang kaya?"
Si TK: "Papa..., kalau aku jadi orang kaya, apapun bisa kubeli dan kuatur!"
Papa: "Contohnya?"
Si TK: "Loh, kalau aku kaya aku bisa beli kuda!"
Papa: "Trus?"
Si TK: "Kebo!" Avanza anti korsleting! "Sapi berjubah!" Pokoknya banyaklah!"
Papa: "Cuma itu aja?"
Si TK: "izzz....Papa inilah...banyaklah!"
Papa: "Apalagi?"
Si TK: "Aku juga bisa beli bintang?"
Papa: "Bintang? kagak salah tuh?!"
Si TK: "Iyalah Pa. kagak salah! Kalau aku kaya aku bisa beli bintang tiga bahkan bintang empat, biarpun bintang empat yang kubeli hadiah dari Mbah Wahid!"
Papa: "Lah, nggak kegedean beli bintang?" ntar bawanya pakai apa?"
Si TK: "Gampanglah Pa, kan bisa pake kardus bawanya?"
Papa: "Loh, apa muat?
Si TK: "Izzz...Papa inilah...ya muatlah...kan kardusnya yang harga 500 milyar. Pasti muatlah!"
Papa: "Ah ada ada saja kau ini!" Memangnya ada yang jual kardus seharga itu?
Si TK: "Adalah Pa. tuh di kertanegara!"
Papa: "Siapa yang jual?"
Si TK: "Kalau suppliernya sih si Andiar, ponakannya Miss Annie, guruku. nah yang beli katanya pemilik kuda kuda jantan!"
Papa: "Trus buat apa lagi selain ngebungkus bintang-bintang?"
Si TK: "Bisa juga sih buat ngebungkus jenggot jenggot, jubah, dan sorban sorban yang dibeli di Pangudi Luhur!"
Papa: "Hmm...makin ngaco kamu!" trus apalagi?"
Si TK: "Pokoknya banyaklah Pa. termasuk bangkai bangau, Lips Gloss dan Dewi Persik!"
Papa: "Hah..., Dewi Persik? Dibungkus kardus? Apa hubungannya?
Si TK: "Izzz...Papa inilah...suka sukakulah kardusnya buat bungkus apa...kan orang kaya!"
Papa: "Ah makin ngaco aja kamu, udah sono tidur!"
Si TK: "Ok Papa...aku mau bobok dulu ya, doain mimpi jadi orang kaya......
#SP#12818#SD14#

Senin, 15 Juli 2019

KETENDANG KUDA, KELEMPAR KARDUS


KETENDANG KUDA, KELEMPAR KARDUS

5 Menit lalu Ucok Si TK nelpon pakai Samsung Galaxy S9 si Teteh, Asisten rumah tangga kami.
Papa: "Hallooo...ada apa Teh?"
Si TK: "Ini aku Pa!"
Papa: "Loh kenapa pake hp Teteh?"
Si TK: "Bolehlah Pa, sekali-sekali minjam, soalnya mau kasih tahu Papa!"
Papa: "Kasih tahu apa?"
Si TK: "Kasih tahu kalau aku hari ini libur sekolahnya!"
Papa: "Kok bisa libur?"
Si TK: "Ya bisalah Pa. katanya guruku Miss Annie sakit Pa, jadi kelasku diliburin."
Papa: "Loh, sakit apa Miss Annie?"
Si TK: "Nggak tahu Pa, tapi katanya semalam pingsan!"
Papa: "Pingsan?" kok bisa?"
Si TK: "Izzz...Papa inilah, manalah kutahu Pa!" Tapi kata kepala sekolahku ketendang kuda jantan Pa."
Papa: "Kok bisa ketendang kuda jantan?" Memangnya ngapain malam-malam kok bisa sampai ketendang kuda jantan?"
Si TK: "Taukkk...pokoknya pas udah Miss Annie pingsan, katanya langsung ditolong sama ponakannya, si Andiar!"
Papa: "Ditolong bagaimana maksudmu?"
Si TK: "Ya ditolong biar selamat!"
Papa: "Caranya?"
Si TK: "Katanya sih pas udah ketendang kuda, Andiar langsung ngelempar kardus ke kudanya supaya nggak ketendang lagi!"
Papa: "Trus?"
Si TK: "Ya terus anaknya Miss Annie nangis-nangis karna mamaknya pingsan!"
Papa: "Lah suaminya Miss Annie memangnya kemana?"
Si TK: "Katanya sih diam aja, takut dibilang baper-an sama orang-orang kampung."
Papa: "Trus kardusnya kena ke kudanya?"
Si TK: "Kagak Pa, malah melayang masuk ke kepala penunggangnya."
Papa: "Ah ngarang crita aja kamu!"
Si TK: "Izzz...Papa inilah!" Serius aku Pa!"
Papa: "Lah, itu penunggang kuda kagak apa-apa?"
Si. TK: "Katanya sih sempat pusing-pusing karna kena lemparan kardus."
Papa: "Trus?"
Si TK: "Ya karna pusing dikasih obat sakit kepala Cap Bintang Tiga!"
Papa: "Loh, bukannya Bintang Tujuh?"
Si TK: "Papa...papa...itu kan dulu, sekarang mah karna udah daluwarsa jadi Bintang Tiga deh."
Papa: "Sembuh?"
Si TK: "Tauk deh, Papa liat aja di TV jam 10. udah pada sembuh belum yang ketendang kuda dan kelempar kardus!"
Papa: "Ya udah...matiin HP nya, kembaliin ke Teteh. rusak pulak nanti. kan bahaya kalau Teteh nuntut, 500 milyar pulak!"
Si TK: "Ah Papa Lebay!"
#SP#9818#SD13#

KARDUS SEKALIBER JENDERAL


KARDUS SEKALIBER JENDERAL
Si kakak yang mahasiswa barusan nelpon.
Si MHS: "Pa, rame loh pa!"
Papa: "Ini anak,..belum juga bilang good morning udah main bilang rame aja!" Rame apaan sih?"
Si MHS: "Itu....katanya ada kardus sekaliber jenderal!" Memangnya kalau kardus ada pangkat atau kastanya ya Pa?"
Papa: "Mana kutahu!"
Si MHS: "Lah papa kan biasa ngirim oncom pake kardus, masa nggak tahu?"
Papa: "Ah itu kan oncom yang dikardusin, kalau soal kardusnya level jenderal manalah papa tahu!"
Si MHS: "Tapi yang kasih klasifikasi itu orang yang pake nama bangsawan Celebes nan bijak loh pa, pasti kan bener pa !"
Papa: "Janganlah kau main benar benar kan saja. cek dulu, kenapa dia bicara begitu."
Si MHS: "Katanya sih pa, karna putra mahkota junjungannya nggak laku dijual."
Papa: "Macam mana pula putra mahkota bisa dijual!"
Si MHS: "Bisa lah pa!" Buktinya kemarin itu sudah diobral, tapi aneh diobralnya kok sama orang yang pernah nonjokin kebo ya?"
Papa: "Apa pulak maksudmu nonjokin kebo?" kau pikir kebo tak akan menanduk kalau pernah ditonjok?" Kecuali memang kalau ada maunya, yah dilupakanlah tonjokan itu. contohnya, karna di PHP sama ratunya banteng, nah...daripada dianggurin kan mending mesra-mesraan sama Kuda.
Si MHS: "Kok sama kuda sih Pa?" kalau kuda kan biasanya standarnya mahal, harus banyak uang kalau mau mesra-mesraan sama kuda!"
Papa: "Ya begitulah kalau terbiasa hidup di peternakan mewah. semua diukur pake uang!"
Si MHS: "Biarpun di dalamnya ada sapi berjubah Pa?"
Papa: "Ya iyalah. kagak ngaruh jubah-jubahan itu, yang penting fulus tetap jadi primadona!"
Si MHS: "Lah terus, ada ngaruh nggak Pa ya sama keledai yang kata si dedek TK sedang mau main jatuh-jatuhan di kampung para Daeng, malah katanya mau sampai ke kampungnya Paman Sam?"
Papa: "Ngaruh apa maksudmu?
Si MHS: "Ya ngaruh karna kan yang mau dijual sama si keledai semua tentang isi peternakan mewah itu!"
Papa: "Manalah kutahu itu. sejak dari jaman losmen dulu sampai ke jaman emakmu mau ikut-ikutan jadi pesinetron yang ditawarin main di sinetron berjudul Losmen Jaman Now, mana pernah ada keledai bisa jadi bijak."
Si MHS: "Maksudnya Pa?"
Papa: "Ah itu saja kau tak ngerti, makanya selesaikan saja kuliah kau itu. begitu selesai kau pasti ngerti apa itu artinya pekerja losmen memperjuangkan hak-hak eksklusif penghuni peternakan mewah!"
Si MHS: "Asli Pa, makin tak ngerti aku!"
Papa: " Sudahlah, tanya saja emakmu atau opungmu, masih ada nggak telor-telor dari depan istana itu, mana tahu bisa nambah gizimu biar bisa lebih pintar melihat dagelan ala Cikeas, Hambalang, Sengkuni dan Makhluk dari gurun pasir di Arab sana!"
Si MHS: "Ok Pa. aku pinjam Avanza papa ntar pulang kuliah ya." pokoknya aku jamin kagak bakal meledak ban depannya!"
Papa: "Eh, mau kemana pulak kau?"
Si MHS: "Kerumah nenek pait lidah!" Mau nanya kok banyak diam belakangan ini!"
Papa: "Siapa pula nenek pait lidah itu?"
Si MHS: "Ah, mau tauk aja papa inilah, bye Pa!"
#SP#9818#SD12#

Kamis, 11 Juli 2019

KELEDAI BETINA DI KAMPUNG PARA DAENG


KELEDAI BETINA DI KAMPUNG PARA DAENG
Barusan pulang dari kerja, si TK kami memberondongku dengan celotehannya.
Si TK: "Pa, ternyata singa betina yang sama dengan kucing betina yang pernah kuceritain dulu itu bisa juga loh jadi keledai!"
Papa: "Apa pulak kau bilang cok, yang dulu aja papa masih bingung, sekarang kau samakan pulak dengan keledai betina. Macam mana sebenarnya gurumu si Miss Annie itu ngajarin kau."
Si TK: "Izzz...papa inilah!" betul kalipun yang kubilang ini Pa!"
Papa: "Macam mana pulak bisa betul kau bilang. masa singa di Solo bisa sama dengan kucing kesiram air got di Batam. sekarang kau tambah pulak jadi sama dengan keledai betina!" Dimana pula kali ini bisa kau sama samakan?"
Si TK: "Di kampung para Daeng Pa!"
Papa: "Bah, dimana pulak itu?"
Si TK: "Itu loh Pa di sebelah selatannya Celebes, kan 3 tahun lalu papa kesana buat buka pasar oncom!"
Papa: "Oh yang pinggir lautnya ada Losari itu nyah yang kau maksud?"
Si TK: "Iya Pa!" Tahu nggak katanya disana kucing betina yang tempo hari disiram air got di Batam itu mau unjuk taring lagi loh disana!"
Papa: "Tadi kau bilang keledai, macam mana pula keledai bisa bertaring? tanpa surai pula kan?"
Si TK: "Gini loh Pa, Senin kemarin kan Miss Annie ngajarin kami pepatah. Bunyinya: Tak kan jatuh keledai ke lubang yang sama. Kata Miss Annie artinya cuma orang, eh... maksudnya cuma keledai yang bodoh yang jatuh pada lubang yang sama. padahal kan keledai emang sudah bodoh dari sononya kan pa?"
Papa: "Iya sih. tapi kenapa pulak kau samakan singa dan kucing dengan keledai. beda kalipun mereka itu nak!"
Si TK: "Izzz...papa inilah. samalah pa! kan yang itu itu juga subyeknya!"
Papa: "Lah lubangnya kenapa bisa sama, kan lubang yang satu di batam, nah ini dikampung para Daeng seperti yang kau bilang barusan?!"
Si TK: "ya samalah Pa, kan dikampung para Daeng sikucing yang dikepret di Batam itu nggak boleh treak treak juga disana!"
Papa: "Darimana kau tahu?"
Si TK: "Melek Medsos lah Pa, jangan gaptek melulu, kan udah banyak tuh beritanya!"
Papa: "Lah terus kenapa kau bilang keledai?"
Si TK: "Ya keledai lah Pa. kan udah dikepret dan disiram air got di Batam, masa mau ada sekuelnya lagi dikampung para Daeng?" Itukan namanya keledai tak tahu malu yang doyan jatuh jatuhan dilubang yang sama!"
Papa: "Ah bisa aja kau Cok!" Mana emakmu?
Si TK: "Tuh dikamar dari tadi siang, sibuk nyeloteh sendirian didepan kaca."
Papa: "Loh kenapa emakmu bisa begitu?"
Si TK: "Kata emak masih penasaran jadi pemain sinetron, biar bisa ngetop trus ntar bisa lompat lompat profesi, makanya latihan terus. kata emak sudah ada sutradara yang nawarin emak main sinetron dengan judul "Losmen Jaman Now!"
Papa: "Ah ada ada aja emakmu itu, suruh masak ikan badut saja tak becus juga!"
Si TK: "Ikan badut yang nemo itu Pa?"
Papa: "Iya kenapa rupanya?"
Si TK: "Loh, papa nggak tahu?" kalau dilautan, keledai dikampung para Daeng itu kan biasa dipanggil nemo!"
Papa: "Ah banyak kali congormu, sudah sana panggil kakakmu, suruh cuci dulu Avanza Papa, biar cepat dingin mesinnya, nanti meledak pulak karna korsleting!"
Si TK: "Ok papa...."
#SP#7818#SD11#

DASI DAN KURSI EMPUK


DASI DAN KURSI EMPUK

Ucok Si TK kami sebelum berangkat sekolah nyeloteh.
Si TK: "Ssttt Pa, Bunda ulangtahun loh hari ini!"
PAPA: "udah tahu lagi!"
Si TK: "Kirain Papa lupa."
PAPA: "manalah mungkin lupa, kamu pikir Papa ini sejenis papa tambun itu, yang 10 tahun triak-triak supaya keluarganya jangan jadi maling, tapi malah rame-rame jadi rampok bermodalkan dasi dan kursi empuk."
Si TK: "Loh apa hubungannya dasi dan kursi empuk Pa?"
PAPA: "oh itu hubungan sebab akibat yang bisa dimulai dari yang manapun dari keduanya."
Si TK: "Maksudnya Pa?" Nggak ngerti nih Pa."
PAPA: " Maksudnya, kalau sdh jadi kaum berdasi bisa punya kursi empuk atau kalau sudah duduk dikursi empuk, bisa deh jadi kaum berdasi."
Si TK: "Tapi Pa, Miss aku, Miss Annie yang doyan pake kipas angin kecil pake batere kalau lagi jalan-jalan kok malah ngasih aku kursi kayu keras padahal aku kan selalu pakai dasi kalau sekolah?"
PAPA: " oh itu memang harusnya begitu!"
Si TK: "Harus begitu, maksudnya?"
PAPA: "ya Miss Annie itu, kalau buat anak-anak kecil kayak kamu, biarpun pakai dasi ya tetap dapat kursi kayu dan sekali sekali dikasih subsidi yang murahan supaya biar kalian yang kecil-kecil terpesona dengan kebaikannya."
Si TK: "Trus kursi empuknya dikemanain?"
PAPA: "oh itu cuma buat kalangan terbatas. cuma buat keluarga besar dan anak-anaknya doang!"
Si TK: "Maksudnya buat keluarga besarnya yang pada suka pakai jas hujan warna biru itu ya pa?"
PAPA: "loh kok bisa ngerti kamu?"
Si TK: "Ngertilah Pa, kan ada Bapak Uda yang sekarang jadi sopir pribadinya Papa Tambun itu disana."
PAPA: "bapak uda?" Siapa?
Si TK: "Itu loh Pa, Bapak uda yang doyan juga mainin bola di kantor PSSI. aku kan pernah dikasih duit sama dia waktu kumpulan marga kita februari lalu di senayan. tapi aku sih kagak mau Pa, takut ntar ketagihan dan dibilang orang miskin!"
PAPA: "trus?"
Si TK: "ya trus aku nggak mau nanti aku diajak tinggal dirumah Keluarga besar mereka di Sukamiskin."
PAPA: " Memangnya ada rumah mereka di Sukamiskin?"
Si TK: "Izzz... Papa inilah, masa nggak tahu sih?" Disana kan mereka kaya kaya loh Pa, kamar kamarnya aja mahal mahal. pokoknya enak loh mereka disana." tapi sayangnya anak bungsu Papa Tambun itu belum mau nginap disana."
PAPA: "Sok tahu kamu!" udah sana pakai sepatumu, udah kesiangan nih!"
Si TK: "Trus ulang tahun Bunda gimana Pa?" nggak makan-makan kita Pa?"
PAPA: "udahlah, nggak usah mewah-mewahan, Kita kan bagian dari 100 juta orang yang miskin kata Papa Tambun itu, jadi nggak berhak ulang tahun ulang tahunan!" Ntar sore kita makan kecil-kecilan aja di resto beefsteak yang didekat sekolah emakmu itu."
Si TK: " Loh kok?" itukan 1 porsi aja 1 juta Pa!"
PAPA: "sudahlah, nggak pa pa, kan Cikeas jauh dari Gading Serpong. Manalah dia tahu kita ini punya duit atau tidak."
Si TK: "Asseeekkk......ajak Miss Annie ya Pa?"
PAPA: "janganlah pulak, nanti habis kau difotonya, lagian kalau anaknya diajak, Papa nggak pede lihat Luis Vitton dipinggangnya!"
Si TK: "Apaan Pa?" Luis Vitton dipinggang, kok bisa?"
PAPA: "Ah sudah...sudah... Jadi Mayor dulu kau, nanti baru nyampe pikiranmu kesana!"
Si TK: "Jadi mayor?" SD aja masih jauh.....
#SP#6818#SD103

Minggu, 07 Juli 2019

SI TUA JAGO NYINYIR


Si Tua Jago Nyinyir
Tadi pas boncengan nganter bini kerja, ngobrollah kami.
BINI: "Pa, aku bawel ya?"
PAPA: "nggak juga sih."
BINI: "Ciyus lah honey!"
PAPA: "ciyus kalipun!. emangnya kenapa?
BINI: "kalau sama mamak bawelan mana?"
PAPA: "ah kau inilah...masa mau ngebandingin diri sama nyinyirnya opung-opung!"
BINI: "lah, emang nyinyir sdg trend ko Pa. jangankan Mamak yg udah tua dan cuma tamatan SD, Mertua laki-laki temannya teman FB ku aja katanya super nyinyir."
PAPA: "temannya teman FB mu? siapa?
BINI: "masa sih kagak tahu?!" Makanya Papa jangan bacaannya cuma Trubus sama majalah Misteri aja dong, sekali-sekali baca Pos Kota kek atau Kompas."
PAPA: "Ah, maklumlah kau disitu. aku baca trubus kan supaya bisa tahu perkembangan kedelai. mana tahu ada yang bisa direkayasa rasanya bisa kayak strawberry gitu. kan nanti bisa berimbas ke rasa oncom yang kuproduksi!"
BINI: "lah, baca majalah Misteri buat apa?
PAPA: "ah kalau itu aku cuma penasaran. pengen tahu tuh majalah ada nggak ngupas setan apa aja yang ada dicandi Hambalang!"
BINI: "loh, emangnya siapa yang ngebangun candi Hambalang?"
PAPA: " Ah, sudahlah. bukan urusanmu itu!" Roy Kiyoshi saja tak pernah sok kepo kesana untuk tahu setan apa saja yang pernah bancakan disana!"
BINI: "izzz... Papa inilah. Mana tahu kan aku bisa makin luas wawasanku, trus kalau aku lagi chatting sama edaku si Basaria Panjaitan itu, bisa nyambungkan!" terlalu pintar pulak itomu itu jadi perempuan Batak!"
PAPA: "lah. itu tadi Mertuanya temannya temanmu tadi siapa pulak maksudnya itu?"
BINI: "Oh dia?" izzz...kasian kali aku sama dia Pa. masa dipaksa-paksa jalan kaki dari Malioboro ke Kalijodo. kan kasihan ya Pa, udah tua, jago nyinyir, otak katanya 3 level lebih tinggi dari guru TK si Ucok kita yang...mmhhh..siapa Pa namanya, lupa pulak aku?"
PAPA: "Miss Annie!"
BINI: "hah..benar!" Miss Annie yang doyan nenteng Kodak sama Canon itu!" Pak tua itukan wakil Tuhan loh Pa di Indonesia ini. Makanya dia punya kuasa untuk bilang mana andong yang punya Tuhan dan mana yang milik setan!"
PAPA: "loh, kok nggak pernah dibahas di majalah Misteri?"
BINI: "nggak level lah Pa. kalau dia mah maunya dibahas di TV Siji atau minimal di majalah Popular atau Maxim!"
PAPA: "izzz...tak nyambung lagi honey!"
BINI: "lah itukan majalah untuk pria perkasa Pa. nyambunglah!" dia kan perkasa Pa. jalan-jalannya aja jauh walau dipaksa rakyat jelata. trus dia juga kan pede banget pengen jadi kepala pertiwi. kata dia sih banyak orang yang minta dia jadi kepala pertiwi sama kayak itu tuh temennya yang doyan nyinyir juga di media yang kelihatannya suka pake safari biru!"
PAPA: "bah...jauh kali sekarang cakap-cakapmu!"
BINI: "Loh wajar dong Pa. Tanteku aja bisa ngacak-ngacak penguasa danau toba. Malah cuma pake hp dia bisa ngangkat mobilnya dari balai kota balik kerumah!"
PAPA: "Siapa pulak lagi yang kau maksud?" yang tadipun belum kau kasih tahu siapa orangnya!"
BINI: "izzz...Papa inilah...tahu sendirilah, tak usah pake sebut nama, emangnya srikandi losmen pernah nyebut-nyebut nama gitu siapa yang nyuruh dia kalau ber-acting jadi pion rese depan lapak martabak
PAPA: "Ah, terserah kaulah!" yang penting jangan lagi kau berinovasi ngegoreng ikan nemo sama telor kayak kemarin itu. Tak enak pulak dilidahku. nah sudah sampai kau, nanti pulang sendiri ya, hati hati nyebrang di pelican cross, terlalu banyak rumput sama pelangi disana."
BINI: "Ok Papa, Salam sama sekretarismu si Firza ya! love you full!"
#SP#3818#SD9#

100 JUTA YANG MISKIN?


100 Juta Yang Miskin?

Subuh tadi Mamak-ku nelpon.
MAMAK: "Sudah bangun kau?"
PAPA: "Ya sudahlah Mak. lah kalau tidur macam mana pula bisa nrima telpon Mamak!"
MAMAK: "Baguslah. Jangan banyak-banyak tidur kau ya. nanti miskin kau!"
PAPA: "iya Mak. ada apa nelpon subuh-subuh begini?"
MAMAK: "nggak ada apa-apa, cuma mau nanya aja. berapa nyah gaji kau sekarang?"
PAPA: "izzz...Mamak inilah, subuh subuh nelpon cuma mau nanya gaji awak!"
MAMAK: "Jangan banyak kali ngelesmu. jawab aja. berapa?"
PAPA: "Kalau ditotal total sih cuma 13 juta, Mak!"
MAMAK: "kalau Binimu?"
PAPA: "apa pulak Mamak ini, yang jadi petugas pajak nyah Mamak sekarang?"
MAMAK: "Cepatlah kau jawab saja!" Jangan kau serempet-serempetkan aku sama si Gayus hula-hulamu itu!"
PAPA: "Gaji Biniku terima bersih sudah dipotong pajak 7,5 juta, Mak!"
MAMAK: "cukup nyah semua itu buat kalian sekeluarga tiap bulan?"
PAPA: "cukuplah Mak, lebih malah!"
MAMAK: "Tapi kalian kan lagi nguliahin si kakak. trus itu siucok sudah TK pulak."
PAPA: "Cukup Mak. kan dulu ada asuransinya."
MAMAK: "Bah, aneh kalipun?!"
PAPA: "Apanya yang aneh mak?"
MAMAK: "Kemarin kutanya semua adik-adikmu, apa mereka kekurangan atau tidak, mereka jawab, tidak, berlebihan malah!" Trus tukang ikan teri langgananku dipasar juga kutanya, apa mereka miskin atau tidak, tapi jawabnya tidak, malah teman-temannya yang lain kayak si Udin, Si Tengku, Wayan, Paijo situkang warteg dan si Badri, Madura penjual sate itu bilang mereka tidak miskin!"
PAPA: "trus siapa lagi Mamak tanya?
MAMAK: "Banyaklah, termasuk itu tukang tukang ojek online yang ngetem disebelah rumah yang kosong dekat Mushola itupun bilang mereka cukup-cukup saja. Pokoknya belum ada aku dapatkan yang ngeluh karena miskin!"
PAPA: "si Inah yang cuci gosok dirumah mamak sudah ditanya?"
MAMAK: " ya sudahlah pulak. justru dia yang duluan kutanya."
PAPA: "Apa jawabnya?"
MAMAK: "Dia bilang kalau untuk makan dan nyekolahkan si Asep anaknya yang masih SMP itu, cukup nyah katanya, dan dia bilang tidak miskin-miskin kalipun keluarganya!"
PAPA: "Lah terus apa maksud Mamak nanya-nanya orang pada miskin atau tidak?"
MAMAK: "inilah Mamak kau ini. terus kepo kalau ada berita banyak rakyat yang miskin katanya. sampai seratus juta pulak!"
PAPA: "terus sekarang Mamak mau ngapain lagi?"
MAMAK: "ah sudahlah, capek kalipun aku keliling-keliling cari yang ngaku-ngaku miskin tapi tak ada kudapat, itu malah mol dekat rumah kita dari pagi sampai sore membludak terus, itukan artinya pada banyak uang. Buat jalan keliling nyari udara dinginpun susah Mamakmu ini!"
PAPA: "Ya udahlah Mak, nggak usah dipikirin lagi!"
MAMAK: ok lah. oh ya kirim dulu uang 500 ribu sama pinjamkan dulu motor trail yang biasa kau pake buat racing itu!"
PAPA:"loh, buat apa Mak?"
MAMAK: "Mau ke Cikeas dulu aku. abis itu lanjut ke Hambalang!"
PAPA: "Ngapain kesana Mak?"
MAMAK: "cuma mau nanya saja nyah aku."
PAPA: " Nanya sama siapa?"
MAMAK: "ah, pake nanya pulak kau, masa tak tahu kau. Biar tuntas dulu soal miskin-miskin ini!"
PAPA: "Trus yang 500 ribu buat apa?"
MAMAK: "Bah, mana tahu mereka yang miskin rupanya. Biar nanti bisa kukasih uang itu. masing masing 250 ribu, kan lumayan buat beli pewangi."
PAPA: kok pewangi?"
MAMAK: "iyalah pulak, mana tahu saking miskinnya mereka sampai-sampai tak bisa beli pewangi
PAPA: "parfum pewangi badan Mak?"
MAMAK: : bukanlah pulak. pewangi mulutlah, siapa tahu saking miskinnya, tak bisa mereka beli pewangi untuk mulut. kan lumayan bisa mengurangi bau busuknya!"
PAPA: "ah terserah Mamaklah!"
#SP#2818#SD8#