Translate

Selasa, 12 Mei 2020

PERAN BAPAK DI MASA SULIT

PERAN BAPAK DI MASA SULIT
 Yosua 24 : 15
LS. Saor R.S.S.S. Panjaitan
Baik di Timur maupun Barat peran Bapak dianggap sebagai tulang punggung keluarga atau sumber penghasilan yang berkonsekuensi eksistensinya menjadi teralianasi karena melulu beraktifitas dengan dunia kerja yang dilakukan di luar rumah.
Masalahnya adalah ketika masa sulit seperti saat ini dengan pandemi Covid-19 mau tidak mau keberadaan Bapak harus berada di rumah baik dikarenakan PHK tetap, sementara maupun kerja yang dilakukan di rumah atau Work From Home (WFH). Apapun status pekerjaan sang Bapak, yang pasti dia terlihat berada di rumah yang mau tak mau harus diperhitungkan keberadaannya demikian pula sebaliknya si Bapak memperhitungkan anggota keluarga lainnya baik saat tidak bekerja maupun WFH. Dibutuhkan adaptasi dan ketrampilan menggunakan waktu antara melakukan tugas kantor maupun dalam berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya.
Bapak yang kurang menyadari fungsi dan peranannya di rumah akan kehilangan tempat baik urusan rumah tangga, pendidikan anak, pekerjaannya sendiri maupun kebutuhan jasmani maupun rohani sehari-hari bagi anak-anaknya. Suatu peran managerial yang sebenarnya harus dilakukan yang selama ini sering kali bagi kebanyakan keluarga Kristen diserahkan pada Ibu.
Jika kita identifikasi maka tugas pokok dari seorang Bapak adalah:
  1. Tulang punggung ekonomi keluarga
    Ini adalah tugas berat yang harus dilakukan karena memang harus berusaha di luar juga menyita waktu terbesar dari eksistensinya sebagai anggota maupun kepala keluarga
  2. Penuh pengertian dan mengondisikan rasa aman
    Sebagai suami para lelaki harus mampu memberikan suasana yang akrab, mesra dan penuh pengertian dan aman kepada pasangannya. Hal-hal yang sering terabaikan dalam perjalanan rumah tangga karena kesibukan atas pekerjaan dan merasa bahwa hal-hal demikian tidak perlu lagi diperlihatkan dalam perjalanan rumah tangga. Keributan dalam rumah sering dipicu karena peran suami yang tidak menyadari akan kebutuhan hal ini bagi isteri dan anak-anaknya.
  3. Kontribusi atas pendidikan anak
    Seorang Bapak tidak hanya menyiapkan dana pendidikan bagi anak-anaknya, namun mempunyai peranan sebagai pengarah yang mampu melihat bakat dan kemampuan akademik anak. Selain itu masalah ‘KETELADANAN’ dapat menjadi model referensi pertama bagi tiap anak lelakinya sementara bagi anak perempuannya Bapak harus mampu memperlihatkan kemauan dan kemampuan dalam melindunginya. Kedua peran tersebut akan membentuk anak-anak bagaimana di masa depan mengambil peranan yang tepat jika telah berkeluarga.
  4. Sebagai imam bagi keluarga
    Peran imam bukan hanya sebagai pendoa dan pemenuh kebutuhan rohani bagi keluarganya namun juga menciptakan dan memelihara kehidupan rohani yang konsisten dan berkelanjutan.
Masa Pandemi yang cukup berat ini sering menjadi masalah karena peran-peran tersebut di atas jarang atau bahkan tidak pernah dilakukan di kondisi normal oleh karena itu ketika masa tidak normal atau krisis datang tentunya sulit bagi seorang Bapak untuk tiba-tiba melakukannya.
Bagaimana mungkin seorang Bapak akan tiba-tiba secara konsisten dan berkelanjutan mengadakan dan memimpin ibadah baik mingguan, maupun harian yang mencakup doa dan saat teduh bersama?
Meskipun Gereja sudah menyediakan panduan dan materi ibadah serta materi khotbah namun pada kenyataannya sulit untuk dijalankan karena sang Bapak tidak membiasakannya terlebih lagi jika ternyata sang Bapak jarang ke gereja, tidak terlibat pelayanan di gereja, jarang mengikuti pembelajaran Alkitab seperti cell group bahkan tidak pernah terlihat berdoa oleh isteri maupun anak-anaknya.
Ketika masalah interaksi komunikasi memburuk maka seorang Bapak akan kesulitan untuk menyelesaikannya karena tidak membiasakan diri untuk menyelesaikan berbagai permasalahan berdasarkan pedoman Firman Tuhan. Ketika terjadi konflik sulit bagi sang Bapak untuk menyelesaikan ataupun mengabaikan untuk sementara waktu demi tetap adanya suatu ibadah dalam lingkup keluarga.
Banyak tokoh Alkitab yang juga gagal atau tidak sepenuhnya berhasil dalam mendidik anak-anaknya seperti:
  1. Nuh yang mabuk anggur dan Ham (bapa Kanaan) yang tidak tahu bagaimana bersikap saat melihat aurat bapaknya yang mengakibatkan kutukan berlaku bagi keturunan Ham (Kejadian 9 : 21 – 27).
  2. Ishak yang pilih kasih lebih saya kepada Esau dan Ribka yang lebih mengasihi Yakub (Kejadian 25 : 28) dan memicu pertikaian di antara kedua anaknya mulai dari persoalan hak kesulungan (Kejadian 25 : 29 – 34) sampai tipu daya Yakub yang didukung Ribka untuk memperoleh berkat dari Ishak (Kejadian 27 : 1 – 40) dan mempengaruhi keturunan mereka sampai ke masa depan.
  3. Yakub yang pilih kasih kepada Yusuf dibandingkan dengan saudara-saudaranya (Kejadian 37: 3 – 4) yang mengakibatkan kebencian mereka pada Yusuf sehingga akhirnya Yusuf dijual kepada saudagar Midian (orang Ismael) dan kemudian dijual ke Mesir (Potifar).
  4. Imam Eli yang tidak bisa mendisiplinkan anak-anaknya yang berbuat kejahatan bahkan perkataannyapun tidak didengar oleh Hofni dan Pinehas sehingga keduanya dihukum mati di hari yang sama (1 Samuel 2 : 11 – 17, 22 – 25, 27 – 34, 1 Sam 4 : 11)
  5. Salomo yang mengawini perempuan-perempuan yang menarik hatinya daripada Tuhan (1 Raja-raja 11 : 3) yang ketika dia tua isteri-isterinya tersebut mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain sehingga Allah mengoyakkan kerajaannya menjadi dua (1 Raja-raja 11 : 4 - 13).
  6. Skewa, Imam Kepala Yahudi, tidak mendidik ketujuh anaknya dengan takut akan Tuhan dan melakukan praktek occultisme (tukang jampi) sehingga digagahi dan luka-luka oleh orang yang kerasukan roh jahat (Kisras 19 : 13 – 16).
Ada akibat yang fatal ketika seorang Bapak tidak mendidik dan mengajar serta memberikan keteladanan yang baik kepada anak-anaknya sebagaimana beberapa kasus yang dikisahkan dalam Alkitab di atas. Oleh karena itu baiklah kita masing-masing para Bapak mengambil peranan yang semestinya terhadap keluarga kita. Lakukanlah dengan terlebih dahulu menjadi pribadi yang serius, mengasihi dan takut akan Tuhan sehingga menjadi teladan, tegas dan disiplin dalam kehidupan jasmani terlebih rohani dan selalu mengambil inisiatif dan memimpin keluarga kita baik di masa tenang maupun dalam masa pandemi Covid-19 saat ini. Mari belajar dari ketegasan dan kedisiplinan Yosua yang setia beribadah kepada Tuhan bahkan menegaskan kepada orang-orang di luar keluarganya bahwa ia dan seisi rumahnya tetap beribadah kepada Tuhan. Tuhan Yesus Memberkati!
Pertanyaan Diskusi
  1. Apakah problem utama baik sebagai pribadi maupun sebagai kepala keluarga dalam masa Pandemi Covid-19 ini?
  2. Apakah penyebab yang membuat keluarga Anda tidak konsisten dan setia beribadah serta melayani Tuhan?
  3. Apakah Anda sudah mengambil fungsi dan peran yang semestinya sebagai seorang Bapak sebagaimana yang diuraikan di atas?
  4. Tindakan apa yang akan Anda ambil sebagai Bapak atas problem-problem yang telah anda sampaikan tadi? Mari sampaikan sebagai suatu komitmen bagi kita para Bapak!

Disajikan Pada Cell Group
P2MI GMI Efrata Parung Panjang
Selasa, 12 Mei 2020

1 komentar:

  1. "Selamat siang Bos 😃
    Mohon maaf mengganggu bos ,

    apa kabar nih bos kami dari Agen365
    buruan gabung bersama kami,aman dan terpercaya
    ayuk... daftar, main dan menangkan
    Silahkan di add contact kami ya bos :)

    Line : agen365
    WA : +85587781483
    Wechat : agen365


    terimakasih bos ditunggu loh bos kedatangannya di web kami kembali bos :)"

    BalasHapus