Translate

Selasa, 07 April 2020

JANGAN KAMU TAKUT

JANGAN KAMU TAKUT
MAZMUR 27 : 1
By: Saor R.S.S.S. Panjaitan

Syalom,

Jemaat yang dikasihi Kristus, kita bersyukur kepada Tuhan karena tetap dijaga dan dilindungi dari segala marabahaya dan terlebih dari wabah Convid-19 saat ini. Semua yang Tuhan berikan ini tentunya ada maksud yaitu agar kita lebih bergiat lagi dalam doa, daya bahkan dana untuk berbagi dan berempati kepada para korban dari Covid-19 baik secara pribadi, keluarga maupun melalui gereja kita. Kita juga bersyukur sekalipun ibadah ditiadakan di dalam Gereja namun kita masih tetap terus beribadah sebagaimana yang Tuhan perintahkan di dalam keluarga kita masing-masing sesuai dengan arahan yang diberikan oleh pemerintah, Bishop dan tuntunan acara yang telah disiapkan dan dibagikan.

Thema khotbah minggu ini adalah JANGAN KAMU TAKUT dengan dasar Firman Tuhan yang diambil dari Mazmur 27 ayat 1. 
Saya akan bacakan bagi kita semua: Dari Daud. TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?

Jangan takut baik dalam Perjanjian Lama maupun Baru adalah perintah tegas yang Tuhan berikan bagi umatNYA. Kalau kita selidiki Alkitab maka dari kata-kata JANGAN TAKUT, JANGANLAH TAKUT, FEAR NOT dapat dihitung sebagai berikut: JANGAN TAKUT ada 28 kali disebutkan, JANGANLAH TAKUT enam puluh lima kali sedangkan dalam King James Version FEAR NOT yang berarti JANGAN TAKUT didapatkan ada enam puluh dua kali. Namun ada juga yang menerjemahkan JANGAN TAKUT sebanyak seratus dua puluh empat kali sedangkan dari Strongs Concordance ada tiga ratus enam puluh lima kali. Termasuk juga di dalamnya yang setara dengan JANGAN TAKUT yaitu JANGAN KUATIR, JANGAN BERKECIL HATI. Jadi ada sekitar tiga ratus enam puluh lima kali yang sama dengan jumlah hari dalam satu tahun kita diminta bahkan diperintahkan untuk JANGAN TAKUT karena TUHAN-lah terang kita dan bukan hanya terang, DIA-pun adalah keselamatan kita. Umumnya banyak orang yang takut pada kegelapan atau kesuraman hidup dan akan keselamatannya baik dari kejahatan, kecelakaan, bencana alam dan sakit penyakit. Jika Tuhan sudah menjamin untuk JANGAN TAKUT maka adalah tepat respon kita untuk selanjutnya menyatakan: Kepada siapakah aku harus takut? Apapun di luar sana yang dapat menyerang dan menghancurkan hidup kita, maka Tuhan sendiri yang mengatakan TUHAN adalah benteng hidup kita, jadi terhadap siapa kita harus gemetar. Ketika Tuhan sendiri yang berada di depan kita, yang melingkupi kita, siapakah atau apakah yang dapat merusak atau menghancurkan kita? TIDAK ADA! Persoalannya hanya terletak pada apakah kita mengimaninya dan menempatkan diri kita dalam pelukanNYA!

Mari kita selidiki sekarang tentang takut atau ketakutan itu sendiri. Saya mengajak Bapak, Ibu dan Saudara sekalian untuk membandingkan apa kata Alkitab tentang Ketakutan. Di dalam Lukas 1 ayat 13 disebutkan: Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: Jangan takut, hai Zakaria, sebab doamu telah dikabulkan dan Elizabeth, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes. Mari kita lihat sekarang ke Lukas 1 ayat 30. Demikian bunyinya: Kata malaikat itu kepadanya: Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Berikutnya mari buka Lukas 2 ayat 10: Lalu kata malaikat itu kepada mereka: Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa.

Dari ketiga ayat yang disampaikan malaikat, dimulai dengan pesan yang sama yaitu: JANGAN TAKUT, memiliki kesamaan yang mencolok. Ketiga ayat tersebut sama-sama menggunakan kata SEBAB yang mengikuti kalimat JANGAN TAKUT. Dari sini dapat disimpulkan bahwa: KETAKUTAN BUKANLAH KEHILANGAN KEBERANIAN, SEBALIKNYA, KETAKUTAN BERARTI HILANGNYA ALASAN. Ketakutan muncul saat tidak lagi mempunyai alasan untuk bertahan. Ketakutan adalah kehilangan alasan UNTUK BERSUKACITA. Sukacita adalah mata iman yang melihat Tuhan sebagai Penyelamat atau Penolong. Sukacita adalah percaya bahwa Tuhan sanggup untuk menolong!

Ada dua tipe rasa takut:
Yang Pertama adalah Rasa Takut yang bermanfaat dan harus didorong. Contohnya adalah TAKUT AKAN ALLAH. Jenis ini bukan perasaan takut atau ngeri pada sesuatu, sebaliknya rasa kagum hormat. Mazmur 19 ayat 10A menegaskan: TAKUT akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; Selanjutnya Mazmur 111 ayat 10 berbunyi: Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, semua orang yang melakukannya (-maksudnya takut akan Tuhan-) berakal budi yang baik. Puji-pujian kepadaNYA tetap untuk selamanya.

Yang Kedua adalah Rasa Takut yang merugikan dan harus diatasi. Ini adalah ketakutan yang tidak bermanfaat yang tidak berasal dari ALLAH. 2 Timotius 1 ayat 7 menegaskan: Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Terkadang memang roh ketakutan melanda tapi kita harus percaya dan mengasihi Allah sepenuhnya sehingga roh ketakutan tersebut dihalaukan menjadi roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban! Simak apa yang ditegaskan dalam 1 Yohanes 4 ayat 18 yang berbunyi: Di dalam kasih tidak ada ketakutan; kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih! Perhatikan saudaraku, KETAKUTAN MENGANDUNG HUKUMAN! Jadi jika saya dan saudara takut pada sesuatu padahal ALLAH sendiri sudah menegaskan untuk JANGAN TAKUT, maka saya dan saudara selayaknya dihukum dan tentunya bukanlah pelaku KASIH YANG SEMPURNA!

Indonesia saat ini sedang dilanda oleh wabah CONVID-19 atau Corona Virus Disease-19. Sebelum membahas lebih jauh mari kita simak apa kata Amsal 14 ayat 27: TAKUT akan TUHAN adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut. Jika saudara dan saya TAKUT akan TUHAN maka Sang Sumber Kehidupan akan menyelamatkan hidup kita! Dan ingat kita akan dihindarkan dari jerat maut termasuk dari COVID-19!

Data terbaru per 19 Maret 2020 pukul 23.59 WIB dari situs WHO terkonfirmasi COVID-19 secara Global sebanyak 176 negara terdampak, dengan korban yang terjangkit total 234.073 orang, meninggal 9.840 orang. Di Cina yang sekarang telah terbebas dari COVID-19 ada 81.300 yang terjangkit dengan 3.253 kematian. sementara Italia yang menduduki posisi kedua terkonfirmasi terjangkit sebanyak 41.035 orang dengan korban meninggal 3.407. Untuk Indonesia, sejak diumumkan oleh Bapak Presiden pada 2 Maret 2020 bahwa sudah ada kasus COVID-19 yang terjadi di Indonesia, maka sampai 20 Maret 2020 pukul 16.02 WIB terjangkit terkonfirmasi ada 369 kasus, dalam perawatan 320 atau 86,7% dari terkonfirmasi, yang sembuh 17 orang atau 4,6% dari terkonfirmasi sedangkan yang meninggal 32 orang atau 8,7% dari terkonfirmasi. Untuk wilayah Jawa Barat sampai Jumat 20 Maret pukul 21.20 Ada ODP atau Orang Dalam Pengawasan sebanyak 815 dan PDP atau Pasien Dalam Pemantauan sebanyak 92 orang. Dari semua itu Terkonfirmasi 41, Sembuh 4, Meninggal 7 orang. Data ini bukanlah ter-update sampai pagi ini, karenanya mungkin saja pagi yang indah ini jumlah terkonfirmasi, meninggal maupun sembuh sudah berubah.

Saudara yang dikasihi Tuhan, dalam suatu wabah pandemi, sekalipun hanya 1 korban meninggal itu sudah terlalu banyak karena betapa berharganya jiwa di hadapan Tuhan. Firman Tuhan dalam Lukas 15 ayat 10 berbunyi: Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat. Saudaraku betapa mengerikannya jika kematian harus disongsong tanpa pertobatan. Ini sangat menakutkan karena hukuman kekal berlaku padanya.

Sebagai umat Tuhan yang diperintahkan untuk takluk dimana itu artinya taat dan setia Roma 13 ayat 1 menegaskan bahwa: Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah, ditetapkan oleh Allah. Selanjutnya Ayat 2 menyebutkan Sebab itu barang siapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya. Kita diperintahkan untuk takut pada pemerintah, mengapa? Karena memang Tuhan memerintahkannya demikian dan lebih jauh lagi Tuhan mengingatkan dalam Ayat yang ketiga yaitu jika kita berbuat baik maka kita tidak usah takut terhadap pemerintah.

Mengapa Roma 13 ayat 1 sampai 3 ini saya sampaikan, karena atas wabah Convid-19 Pemerintah sudah berusaha keras mengerahkan segala upaya untuk menanggulanginya. Karena itu kita harus percaya bahwa pemerintah melakukan yang terbaik untuk rakyatnya termasuk kita umat Tuhan yang berada dan adalah rakyat Indonesia itu sendiri.

Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan agar kita menjaga kesehatan, melakukan Social Distancing, memberikan informasi selengkapnya akan Covid-19 itu sendiri dan bagaimana menghindarinya. Selain itu, pemerintah telah membentuk satuan tugas khusus untuk menangani wabah ini. Informasi mengenai berapa jumlah terdampak, yang meninggal, sembuh bahkan prediksi puncak serta maksimal korban yang mungkin terjangkit di Indonesia dengan melibatkan para ahli dibidangnya masing-masing juga sudah pemerintah lakukan. Namun demikian kita melihat masyarakat Indonesia belum sepenuhnya mengindahkan apa yang telah pemerintah instruksikan. Pemberian masa libur selama minimal 14 hari untuk anak sekolah dan mahasiswa malah justru tidak digunakan dengan efektif karena melalui tinggal di rumah ataupun Work From Home selain dapat memutus rantai penularan juga dapat diketahui sejak dari hari pertama libur sampai hari keempat belas siapa dan seberapa banyak yang telah tertular lebih mudah dideteksi. Pemberian libur malah digunakan untuk jalan-jalan. Belum lagi hoax yang luarbiasa bertebaran di media sosial baik yang disengaja dilakukan ataupun ketidak mengertian tanpa mengecek kebenaran beritanya dan dengan seenaknya disebarluaskan sehingga memicu ketakutan massal bahkan lebih parahnya lagi pemerintah sendiri difitnah, dijelek-jelekkan dan disebarkan isu dianggap tidak siap dan tidak sanggup mengatasi wabah ini. Sebagai umat Tuhan baiklah kita jangan melakukan hal-hal tersebut. Begitu banyaknya informasi dari berbagai pihak yang diragukan bahkan menyesatkan justru akan melemahkan bangsa ini. Apa yang bisa kita lakukan untuk membantu pemerintah dan meminimalisir dampak hoax-hoax tersebut? Sebenarnya mudah, Cukup hanya dengan mengakses dan mempercayai apa yang telah disampaikan oleh pemerintah melalui saluran resmi yang telah ditetapkan. Jangan jadikan referensi informasi maupun pendapat pribadi, kelompok atau lembaga-lembaga tertentu yang kebenarannya patut dipertanyakan. 

Sebagai contoh adalah video pengemudi motor yang tergeletak dengan masih menggunakan helm dan tak ada masyarakat yang mau menolong karena takut dengan COVID-19. Ternyata orang tersebut bukan terkena COVID-19 namun memang menderita epilepsi. Juga kita semua sudah tahu mengenai orang yang tiba-tiba terjatuh di depan pusat perbelanjaan PGC atau Pusat Grosir Cililitan di Jakarta Timur. Banyak isu disebarkan yang bersangkutan terkena virus namun ternyata yang bersangkutan menderita asma dan keletihan berat sehingga pingsan. Ada juga video tentang seseorang yang tiba-tiba tergeletak di gerbong commuter line yang sedang berjalan. Hoax keburu menyebar dengan menyatakan juga adalah korban virus namun ternyata yang bersangkutan memang memiliki maag akut dan saat itu memang terlambat makan. Semua hoax yang menyebar dengan tidak bertanggung jawab di masyarakat sudah diklarifikasi oleh pemerintah melalui situs resmi. Semua terjadi karena ketakutan, ingin dipandang banyak tahu atau bahkan yang lebih parahnya adalah demi kepentingan tertentu sengaja menyebarkan hoax agar masyarakat panik dan ketakutan. Oleh karena itu percayailah pemerintah kita, dengan percaya pada pemerintah saya dan anda telah menjadi pelaku firman!

Secara statistik sebenarnya jumlah yang terjangkit COVID-19 masih lebih jauh kecil dibandingkan penyakit lainnya yang mengakibatkan kematian, namun karena peranan media dan para penyebar hoax maka COVID-19 menjadi begitu menakutkan bahkan mengerikan! Mari kita bandingkan dengan penyakit lainnya yang sebenarnya lebih mengerikan. Tahukah anda bahwa rata-rata setiap tahunnya ada 55,3 juta orang meninggal di seluruh dunia. Itu artinya ada 151.600 meninggal tiap hari atau 105 orang meninggal setiap menitnya atau 2 orang setiap detiknya! Penyebabnya mulai dari penyakit, kecelakaan hingga bunuh diri dan ini di luar bencana alam. Sementara untuk Indonesia 5 besar penyebab kematian berturut-turut adalah Stroke, Penyakit Jantung, Diabetes, TBC dan Sirosis Hati. Dari kelimanya hanya TBC yang merupakan penyakit menular. Jadi jika diperbandingkan dengan penyebab kematian dari sisi lainnya, jumlah kematian karena COVID-19 masih jauh di bawah kelima penyebab kematian terbesar tersebut. Kita harus berhikmat untuk mengurangi resiko dengan mengikuti arahan pemerintah sehingga wabah ini segera dapat ditanggulangi dengan korban jiwa yang minimal.

Sekarang bagaimanakah kita bisa mengatasi rasa takut itu sendiri, apakah kuncinya?

Pertama, sesuai dengan FirmanNYA maka kita harus sungguh-sungguh percaya kepada Allah yang memberikan jaminan keselamatan bukan hanya ditengah dunia ini namun yang lebih utama lagi adalah jaminan keselamatan kekal.

Kedua, Percaya pada Allah berarti menolak untuk menyerah pada rasa takut. Seandainyapun kita tertular bukankah ada tahapan demi tahapan yang sudah diinfokan oleh pemerintah dan kalaupun harus diisolasi bukankah rumah sakit-rumah sakit sudah siap dan siapapun yang menjadi pasien sepenuhnya ditanggung biaya pengobatannya oleh pemerintah?

Ketiga, Di saat paling mencekam, kelam menakutkan tetaplah bersandar pada Allah dengan iman percaya. Bukankah Matius 6 ayat 26 dan 27 menegaskan bahwa burung pipit di langit yang tidak menabur dan tidak menuai diberi makan oleh Bapa Sorgawi? Jadi jika kita takut Ayat 27 mempertanyakan kita: Siapakah di antara kita yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidup kita? Semua sudah dalam rancanganNYA. 
Jika yang terburuk pun terjadi pada kita, ingat, 1 Korintus 10 : 13 menjamin bahwa: Pencobaan-pencobaan yang kita alami ialah pencobaan-pencobaan biasa! Yang tidak melebihi kekuatan kita! Waktu kita dicobai TUHAN sendiri yang akan memberikan jalan keluar sehingga kita dapat menanggungnya!

Saudaraku, Iman percaya berasal dari pengetahuan mengenai Allah, dan yang kita ketahui dan imani adalah bahwa Allah itu baik! Dia adalah Terang kita, Allah adalah keselamatan kita, Kristus adalah benteng hidup kita, jadi, terhadap siapakah dan terhadap apakah kita harus takut dan gemetar? Corona adalah makhluk sejenis virus yang maha kecil yang bahkan tidak bisa memberikan nama untuk dirinya sendiri, apakah kita harus takut padanya? Sementara Sang Maha Besar dan Kuasa yang kita panggil BAPA yang tahu akan DIRINYA sendiri telah menjamin keselamatan kita! 
Jadi, JANGAN KAMU TAKUT!!!
TUHAN YESUS MEMBERKATI!

Legok Pemai, 21 Maret 2020
Dibacakan sebagai Bahan Khotbah Online
pada Minggu, 22  Maret2020
Di GMI EFRATA PARUNG PANJANG
OLEH Pdt. Linda Mutiara L.Tobing, S.Th.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar