Translate

Senin, 20 April 2020

JADI ATLIT YANG LANGSING

JADI ATLIT YANG LANGSING
Barusan Ucok Si TK nelpon ke kantor.
Si TK: "Pa, Aku pengen jadi atlit!"
Papa: "Hmm...tapi kemarin itu kau bilang mau jadi Presiden!"
Si TK: "Ogah!" Aku ganti cita-cita aja!"
Papa: "Bisa rupanya begitu?"
Si TK: "Bisalah Pa, namanya juga cita-cita, suka-sukaku lah!"
Papa: "Kenapa rupanya kau mau jadi atlit?"
Si TK: "Izzz...Papa inilah, macam tak tahu aja. enak lagi jadi atlit. Bisa makmur sekaligus sehat!"
Papa: "Makmur dan sehat?" Tahu darimana kau?"
Si TK: "Loh, itukan ada di TV. kutengok semua atlit yang ikut Asian Games, sehat-sehat, langsing dan makmur pula karna bonusnya selangit trus nggak pake disunat dan kena pajak pula. Mantap kan Pa?!. Malah katanya dapat rumah dan bisa jadi pegawai negeri pulak!"
Papa: "Memangnya kalau atlit harus langsing?"
Si TK: "Iyalah Pa. Presiden aja langsing, makanya bisa dimakmurkannya atlit-atlit itu. Coba kalau tambun dan buncit, pasti yang dipikirkan perutnya dan perut kroni-kroninya!"
Papa: "Memangnya ada yang macam begitu?"
Si TK :" Izzz...Papa inilah....pura-pura tak cerdas pulak!" Apa perlu kukenalkan Papa sama Mpu Gandring, Mpu Sutasoma atau sekalian sama Hayam Wuruk?"
Papa: "Bah...apa pula kau ini bawa-bawa nama orang-orang jaman dulu begitu?"
Si TK: "Gini loh Pa, mereka itu kan pasti pada bisa bikin keris dan candi!"
Papa: "Hah...apa pula urusan candi sama atlit seperti celoteh kau tadi?"
Si TK: "Gini loh Pa...kalau presidennya tambun dan buncit, pasti jago bikin candi walaupun di abad dua satu. tapi candinya cuma bisa ditengok-tengok aja. tak bisa pun atlit mondok dan latihan disana!"
Papa: "Trus apa hubungannya sama Mpu-Mpu dan Raja itu?"
Si TK: "Oh...kalau Papa belajar dari mereka, Papa pasti langsing dan dijamin bisa bikin makmur atlit-atlit. Itupun kalau Papa mau jadi Presiden!"
Papa: "Trus, mau jadi atlit apalah kau nanti?"
Si TK: "Berkuda!"
Papa: "Bah mana ada tampangmu jadi atlit berkuda, mahal modalnya itu!" Lagian mana pernah Indonesia juara berkuda?!"
Si TK: "Izzz...Papa inilah...prihatin dan pesimis saja kerjanya. Biarkan prihatin dan pesimis itu untuk Duo Tambun dan buncit itulah Pa!
Papa: "Siapa pulak yang kau maksud Duo itu?"
Si TK: "Izzz...Papa inilah...'kura-kura dalam perahu' kali orangnya, masa pake nanya segala yang kayak begitu!"
Papa: "Jadi yakin kau mau jadi atlit berkuda?"
Si TK: "Yakinlah Pa!"
Papa: "Yakin, bisa juara?"
Si TK: "Ya harus yakinlah Pa!"
Papa: "Biar kau tahu ya, belum pernah ada atlit Indonesia dapat emas dari berkuda!"
Si TK: "Tak pa pa lah Pa, kalaupun aku tak pernah juara, kan aku bisa lompat profesi jadi calon Presiden!"
Papa: "Bah, jauh kali lompatanmu?"
Si TK: "Makanya Pa, aku nggak mau tambun dan buncit, aku harus langsing, supaya jago naik kuda dan motor gede!"
Papa: "Motor Gede pulak kau bilang, apa pulak hubungannya?"
Si TK: "Ah Papa ini...kalau tak tahu Papa tanyalah sama si Hanifan, peraih emas dari silat itu. kan bisa dia hubung-hubungkan kuda dan Moge. Cuma kalau langsing, mau naik kuda atau Moge pasti bisa. makanya bisa juga makmurkan atlit-atlit sambil ngurusin orang-orang yang kena musibah gempa!" kalau tambun dan buncit mana bisa selincah itu?" Pembantunya ngambilin panci sama piring punya negara aja dia kagak bisa urus, apalagi atlit!
Papa: "Sebenarnya kau ini mau jadi Atlit, Calon Presiden atau Jenderal sih?"
Si TK: "Jadi semua!"
Papa: "Ya sudah, nanti kau berguru saja sama si Raja Bangau yang doyan pamer-pamer telor sambil make pelembab bibir itu!"
Si TK: "OK Papa....yang penting sudah dapat restu dari Papa!"
#SP#040918#SD23#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar