Translate

Rabu, 22 April 2020

COVID-19: TULAH ATAU BUKAN BY: SAOR R.S.S.S. PANJAITAN

COVID-19: TULAH ATAU BUKAN?
KELUARAN 7 : 14 - KELUARAN 12 : 29 - 42
APAKAH TULAH ITU?

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan TULAH (Plague, Ing) sebagai: Kemalangan yang disebabkan oleh kutuk, karena perbuatan yang kurang baik terhadap orang tua (orang suci,dsb), atau karena perbuatan melanggar larangan, kualat.

Menurut Browning, Tulah adalah berbagai Penyakit dan wabah yang dilihat sebagai hukuman Illahi, bahkan berdasarkan tulah kesepuluh kepada bangsa Mesir yaitu kematian anak sulung maka tulah juga mencakup atau berakhir dengan KEMATIAN.

Menurut gambaran Alkitab, bahwa Tuhan menghukum para musuhNYA dengan Tulah atau PENDERITAAN seperti yang terjadi pada orang Mesir yang menghambat keluarnya bangsa Israel dari Mesir.

Dari ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Tulah adalah: KEMALANGAN karena kutuk, PENDERITAAN, PENYAKIT dan WABAH, bahkan KEMATIAN. Tulah terjadi karena adanya perbuatan tidak baik kepada sesama, melanggar larangan, dan hukuman Illahi. Tulah juga adalah suatau peringatan dan sekaligus menegaskan kekuasaan Allah.

PENYEBAB DAN BENTUK TULAH MENURUT ALKITAB

Kisah tentang penyebab dan bentuk tulah sebagaimana yang tertulis dalam Alkitab adalah sebagai berikut:

1. Kejadian 12 : 17. Tulah kepada Firaun dan seisi istananya karena menginginkan Sarai isteri Abram. Di kisah tersebut tidak disebutkan bentuk tulahnya.

2. Keluaran 7 : 14  - 11 : 10; 12 : 29 - 42. Ada 10 tulah yang terjadi pada bangsa Mesir karena Firaun melarang bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir. Bentuk tulah yaitu: 1. Air jadi darah (Kel. 7 : 14 - 25), 2. Katak (Kel. 8 : 1 - 15), 3. Nyamuk (Kel. 8 : 16 - 19), 4. Lalat Pikat (Kel. 8 : 20 - 32), 5. Penyakit Sampar pada ternak (Kel. 9 :1 - 7), 6. Barah (Kel. 9 : 8 - 12), 7. Hujan Es (Kel. 9 : 13 - 35), 8. Belalang (Kel. 10 : 1 - 20), 9.Gelap Gulita (Kel. 10 : 21 - 29), dan 10. Anak Sulung Mati (Kel. 12 : 29 - 42).

3. Bilangan 11 : 31 - 35. Tulah dijatuhkan kepada orang Israel yang bernafsu rakus dengan burung puyuh yang Allah berikan. Bentuk tulah yang sangat besar tersebut tidak ada disebutkan.

4. Bilangan 14 : 1 - 38. Tulah kepada 10 pengintai Kanaan yang menyatakan bahwa penghuni Kanaan sangat kuat dan Israel tidak dapat maju menyerangnya sehingga bangsa Israel ketakutan. Bentuk tulah yang menyebabkan kematian ke-10 pengintai tersebut tidak disebutkan.

5. Bilangan 16 : 1 - 50. Tulah kepada 14.700 orang Israel yang bersungut-sungut karena menganggap Musa dan Harun membunuh Korah, Datan, Abiram beserta keluarganya (ditelan bumi) dan 250 orang para pemimpin umat (orang ternama) yang dibakar api.

6. Bilangan 25 : 1 - 18. Israel menyembah Baal-Peor yang diawali dengan perzinahan dengan perempuan-perempuan Moab. Ada 24.000 (Ay. 9) yang dibunuh karena penyembahan tersebut.

7. 1 Samuel 5 dan 6. Orang-orang Filistin yang merampas tabut Allah terkena borok di wilayah Asdod, Gaza, Askelon, Gat, dan Ekron. Tulah berhenti setelah tabut dikembalikan dan membayar tebusan berupa 5 borok emas dan 5 tikus emas.

8. 2 Samuel 24 : 1 - 25. Daud melakukan pendaftaran (sensus) rakyat Israel, lalu tulah terjadi berupa penyakit sampar (3 hari) dan mematikan 70.000 orang.

9. Zakharia 14 : 12. Tulah kepada bangsa yang memerangi Yerusalem berupa daging, mata dan lidah mereka akan membusuk. Tulah juga akan menimpa kuda, bagal, unta, keledai dan semua hewan yang ada dalam perkemahan mereka (Ay. 15).

Dari peristiwa dan bentuk tulah jelas bahwa semuanya adalah dikarenakan pelanggaran atas perintah Allah dan dosa manusia itu sendiri. Ada yang mengenai orang per orang (10 pengintai), sekumpulan besar orang, satu bangsa (Mesir, Israel, Filistin) dan beberapa bangsa (terjadi bersamaan kepada Israel dan bangsa lainnya).

Bentuknya mulai dari serangan binatang dan perubahan/bencana  alam (10 tulah di Mesir), penyakit (sampar, barah, borok, bagian tubuh membusuk), Dibunuh atas perintah Allah (Israel menyembah Baal-Peor) sampai kematian masif. Dari kesemua tulah tersebut jelas tergambar adanya pelanggaran, pembangkangan, ketakutan, malapetaka, penderitaan dan kematian.

BAGAIMANA DENGAN COVID-19: TULAH ATAU BUKAN?

Pastor evangelis Amerika Serikat Rick Wiles di acara web TruNews sebagaimana yang dikutip oleh New York Post pada 30 Januari 2020 menyatakan bahwa virus Corona adalah kiriman malaikat maut dan azab dari Tuhan buat bumi untuk membersihkan bumi dari pendosa. Menurutnya, awal mula mewabahnya virus ini terjadi di China dimana negara ini memiliki pemerintahan komunis yang tidak bertuhan, menganiaya orang-orang Kristen, melakukan aborsi paksa. Sementara di Amerika Serikat sendiri menurutnya telah terjadi pemberontakan rohani berupa kebencian kepada Tuhan, Alkitab dan Kebenarannya.

Timotius Cong seorang pelayan di GKKAI cabang Jakarta menuliskan pendapatnya di kompasiana.com dengan judul: Apakah Covid-19 Adalah Hukuman Allah?. Menurutnya Covid-19 bukanlah hukuman Allah tetapi hanya sebuah Bencana Alam akibat perbuatan manusia karena kebiasaan memakan binatang liar yang mengandung virus Corona. Selain itu ia menegaskan bahwa hukuman Allah hanya terjadi karena dosa sebuah negara/suku/pribadi tertentu. Hukuman dilakukan Allah secara terbatas. Karena Covid-19 melanda seluruh dunia maka dia menegaskan tidak sesuai dengan kriteria penghukuman melalui tulah.

Alfa Edison, S. Fil., staf Subbag Sisfo dan Humas Ditjen Bimas Katolik pada website bimaskatolik.kemenag.go.id menuliskan satu artikel berjudul: Corona: Antara Grenzsituationen dan Karya Keselamatan Tuhan, menyatakan bahwa Virus, penyakit, tulah adalah situasi yang niscaya. Manusia bebas memutuskan bagaimana harus menyikapinya. Dari artikel tersebut Alfa Edison terserah pada kita masing-masing apakah Covid-19 tulah atau bukan dan bagaimana untuk menyikapinya.

Ketiga pendapat di atas tentunya mewakili seluruh pendapat manusia karena ada yang menyatakan sebagai tulah, ada yang menolak sebagai tulah dan ada yang menyatakan bisa ya, bisa tidak dan karenanya terserah penilaian masing-masing orang.

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI

1. Apakah Covid-19 disebabkan oleh dosa dan pembangkangan manusia kepada Allah?

2. Mengapa ada banyak orang/negara Kristen bahkan Hamba-Hamba Tuhan yang terdampak, menderita dan meninggal karena virus ini?

3. Bacalah terlebih dahulu Yakobus 5 : 15 - 16. Apakah hanya doa yang bisa menyelesaikan Covid-19?

4. Menurut Anda apakah persamaan dan perbedaan tulah dalam Alkitab dengan Covid-19?

5. Apakah Covid-19 adalah Tulah atau Bukan?

Virus yang mulai mewabah dari China di penghujung 2020 tersebut memiliki beberapa kesamaan dengan tulah-tulah yang terjadi sebagaimana dikisahkan dalam Alkitab.

Kesamaannya antara lain:
1. Penyebabnya adalah virus yang menyebabkan PENYAKIT menular dengan infeksi saluran pernafasan mulai dari batuk pilek, rasa lelah, nyeri, sakit tenggorokan, diare hingga kesulitan bernafas yang membuat penderita sangat MENDERITA dan menyebabkan KEMATIAN.

2. Menyebabkan KETAKUTAN dan KEPANIKAN massal.

3. Mengenai satu pribadi, berbagai kelompok (Suku, Agama, Ras, Golongan) apapun, satu negara, beberapa negara (pada tulah di Alkitab terjadi pada Israel dan beberapa bangsa lain di luar Israel).

4. Adanya PELANGGARAN dan PEMBANGKANGAN (Social/Physical Distancing, Lock Down) kepada Tuhan dan Pemerintah. 
5.        Jumlah kematian yang besar.

Perbedaannya adalah pada skala pandemi yang masif/global. Pada Kisah di Alkitab Penyakit dan Kematian yang terjadi, tidak terjadi di seluruh dunia sedangkan Covid-19 terjadi di seluruh dunia.

Apakah keduanya sama-sama dikarenakan dosa dan pembangkangan manusia kepada Allah? Jadi apakah Covid-19 adalah Tulah?

Terserah masing-masing dari kita menilainya sebagai penilaian pribadi yang sebaiknya tidak dilemparkan ke media apapun sehingga memicu perdebatan berkepanjangan. Mengapa?

Mungkin memang tulah, namun siapakah di antara kita yang benar-benar telah berkomunikasi dengan Allah secara langsung (face to face?) atau merasa memiliki peran sebagai nabi yang merupakan pembawa pesan Allah dan dengan tegas menyatakan bahwa Allah menyatakan kepadanya akan dan telah menjatuhkan tulah kepada umat manusia?

Atau kita menyatakan bahwa Covid-19 bukanlah Tulah, namun akankah kita menampik kenyataan bahwa manusia makin berdosa dan mengabaikan bahkan membangkang kepada Allah. Apa yang disampaikan oleh Pastor Rick Wiles adalah kenyataan yang memang kita temukan dimana-mana. Manusia makin menjauhi Allah, Alkitab dan kebenarannya. FirmanNYA dalam Lukas 21 : 11 menegaskan bahwa: dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.

Tulah atau bukan marilah kita kembali kepadaNYA dan kebenaran FirmanNYA melalui Alkitab dan kepekaan akan bimbingan Roh Kudus di masa pandemi ini sembari mengambil upaya-upaya untuk meminimalisir penularannya sebagaimana yang disampaikan oleh pemerintah.

Dari kisah-kisah tentang tulah dalam Alkitab kita tahu bahwa murka Allah yang menjatuhkan tulah akan surut atau tidak jadi dijatuhkanNYA jika ada pertobatan atas dosa yang telah dilakukan, menjauhi laranganNYA dan tidak melakukan pembangkangan. 
Pemulihan disediakanNYA pasca tulah. Tuhan maha kasih namun IA juga Maha Suci dan Maha Adil.

Ingatlah akan Firman Tuhan berikut ini:
Filipi 4 : 6. “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.

Di saat yang mencekam dengan pandemi Covid-19 ini sikap tenang, dan hati yang bergantung total kepada Allah akan menerbitkan sukacita Illahi yang akan meluputkan kita dari Covid-19. 

Andaikanpun diantara kita ada yang tertular dan positif Covid-19 maka bagi setiap orang percaya kondisi seperti ini tidak akan melunturkan ketergantungan dan kepercayaannya kepada Tuhan.

Ingatlah, Roma 8 : 28 yang tegas menyatakan: Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi DIA, yaitu bagi mereka yang mengasihi DIA, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Well, Tulah atau bukan, ingat saja bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu! Kapan? SEKARANG JUGA di saat Pandemi Covid-19 ini namun syaratnya: KITA HARUS MENGASIHI DIA!

Bahan Cell Group Gabungan Via Online
GMI Efrata Parung Panjang
Rabu, 22 April 2020

Senin, 20 April 2020

JADI ATLIT YANG LANGSING

JADI ATLIT YANG LANGSING
Barusan Ucok Si TK nelpon ke kantor.
Si TK: "Pa, Aku pengen jadi atlit!"
Papa: "Hmm...tapi kemarin itu kau bilang mau jadi Presiden!"
Si TK: "Ogah!" Aku ganti cita-cita aja!"
Papa: "Bisa rupanya begitu?"
Si TK: "Bisalah Pa, namanya juga cita-cita, suka-sukaku lah!"
Papa: "Kenapa rupanya kau mau jadi atlit?"
Si TK: "Izzz...Papa inilah, macam tak tahu aja. enak lagi jadi atlit. Bisa makmur sekaligus sehat!"
Papa: "Makmur dan sehat?" Tahu darimana kau?"
Si TK: "Loh, itukan ada di TV. kutengok semua atlit yang ikut Asian Games, sehat-sehat, langsing dan makmur pula karna bonusnya selangit trus nggak pake disunat dan kena pajak pula. Mantap kan Pa?!. Malah katanya dapat rumah dan bisa jadi pegawai negeri pulak!"
Papa: "Memangnya kalau atlit harus langsing?"
Si TK: "Iyalah Pa. Presiden aja langsing, makanya bisa dimakmurkannya atlit-atlit itu. Coba kalau tambun dan buncit, pasti yang dipikirkan perutnya dan perut kroni-kroninya!"
Papa: "Memangnya ada yang macam begitu?"
Si TK :" Izzz...Papa inilah....pura-pura tak cerdas pulak!" Apa perlu kukenalkan Papa sama Mpu Gandring, Mpu Sutasoma atau sekalian sama Hayam Wuruk?"
Papa: "Bah...apa pula kau ini bawa-bawa nama orang-orang jaman dulu begitu?"
Si TK: "Gini loh Pa, mereka itu kan pasti pada bisa bikin keris dan candi!"
Papa: "Hah...apa pula urusan candi sama atlit seperti celoteh kau tadi?"
Si TK: "Gini loh Pa...kalau presidennya tambun dan buncit, pasti jago bikin candi walaupun di abad dua satu. tapi candinya cuma bisa ditengok-tengok aja. tak bisa pun atlit mondok dan latihan disana!"
Papa: "Trus apa hubungannya sama Mpu-Mpu dan Raja itu?"
Si TK: "Oh...kalau Papa belajar dari mereka, Papa pasti langsing dan dijamin bisa bikin makmur atlit-atlit. Itupun kalau Papa mau jadi Presiden!"
Papa: "Trus, mau jadi atlit apalah kau nanti?"
Si TK: "Berkuda!"
Papa: "Bah mana ada tampangmu jadi atlit berkuda, mahal modalnya itu!" Lagian mana pernah Indonesia juara berkuda?!"
Si TK: "Izzz...Papa inilah...prihatin dan pesimis saja kerjanya. Biarkan prihatin dan pesimis itu untuk Duo Tambun dan buncit itulah Pa!
Papa: "Siapa pulak yang kau maksud Duo itu?"
Si TK: "Izzz...Papa inilah...'kura-kura dalam perahu' kali orangnya, masa pake nanya segala yang kayak begitu!"
Papa: "Jadi yakin kau mau jadi atlit berkuda?"
Si TK: "Yakinlah Pa!"
Papa: "Yakin, bisa juara?"
Si TK: "Ya harus yakinlah Pa!"
Papa: "Biar kau tahu ya, belum pernah ada atlit Indonesia dapat emas dari berkuda!"
Si TK: "Tak pa pa lah Pa, kalaupun aku tak pernah juara, kan aku bisa lompat profesi jadi calon Presiden!"
Papa: "Bah, jauh kali lompatanmu?"
Si TK: "Makanya Pa, aku nggak mau tambun dan buncit, aku harus langsing, supaya jago naik kuda dan motor gede!"
Papa: "Motor Gede pulak kau bilang, apa pulak hubungannya?"
Si TK: "Ah Papa ini...kalau tak tahu Papa tanyalah sama si Hanifan, peraih emas dari silat itu. kan bisa dia hubung-hubungkan kuda dan Moge. Cuma kalau langsing, mau naik kuda atau Moge pasti bisa. makanya bisa juga makmurkan atlit-atlit sambil ngurusin orang-orang yang kena musibah gempa!" kalau tambun dan buncit mana bisa selincah itu?" Pembantunya ngambilin panci sama piring punya negara aja dia kagak bisa urus, apalagi atlit!
Papa: "Sebenarnya kau ini mau jadi Atlit, Calon Presiden atau Jenderal sih?"
Si TK: "Jadi semua!"
Papa: "Ya sudah, nanti kau berguru saja sama si Raja Bangau yang doyan pamer-pamer telor sambil make pelembab bibir itu!"
Si TK: "OK Papa....yang penting sudah dapat restu dari Papa!"
#SP#040918#SD23#

PUNYA BANYAK UANG BISA JADI APAPUN

PUNYA BANYAK UANG BISA JADI APAPUN
Kemarin Mamak yang melahirkanku datang kerumah. kamipun ngobrol.
MAMAK: "Sudah kau siapkan mau jadi apa nanti cucuku Ucok Si TK itu?"
Papa: "Kok cuma dia yang Mamak tanya?"
MAMAK: "Ya dialah yang kutanya, kalau kakaknya kan sudah kuliah, sudah jelas mau jadi apa dia nanti!"
Papa: "Oh gitu ya, tak tahulah jadi apa Ucok Si TK cucumu itu." terserah dia mau jadi apa, kalau aku sih maunya dia jadi Tentara saja, supaya jadi Jenderal nanti dia."
MAMAK: "Rela kau, dia jadi tentara? Dia kan cuma satu-satunya anakmu laki-laki dan dari Bapakmupun cuma dia cucu pembawa bendera nenek moyang kita!"
Papa: "Rela lah Mak, kan bagus kalau dia jadi Jenderal, bisa meneruskan darah pahlawan dan ksatria dari keluarga besar kita."
MAMAK: "Tak kau suruh saja dia jadi pengusaha, tapi jangan pengusaha oncom macam kau!"
Papa: "Kok jadi pengusaha? memangnya kenapa?"
MAMAK: "Oh hebat kalau jadi pengusaha. bisa masuk daftar sepuluh orang terkaya di dunia. mana ada Jenderal pernah masuk jadi sepuluh orang terkaya di dunia ini?!"
Papa: "Lah memangnya kenapa kalau kaya Mak?"
MAMAK: "Bah, kalau kaya, dia mau ketemu siapapun bisa. itu kemarin kau tengok Jack Ma, bisa dia ketemu Jokowi di Istana Bogor, trus dia pulak yang mewakili negaranya untuk menerima penyerahan tanggung jawab sebagai tuan rumah Asian Games 2022!"
Papa: "Cuma itu Mak?"
MAMAK: "Bah, tak ingat kau waktu Bill Gates si pemilik Microsoft trus si Mark Zuckerberg yang Facebooknya kita pakai sekeluarga datang ke Indonesia, apa tak hebat mereka itu?"
Papa: "Wuihhh...hebat juga Mamak tahu nama-nama itu!"
MAMAK: "Izzz.... sepele kali kau ini sama Mamakmu!" Kau pikir tontonanku cuma acara Kamera Ria atau Tembang Lawas saja?" Sudah salah kau disini. Biar kau tahu ya, Mochtar Riadi, Sudono Salim dan si Ciputra itu kan dulu kawan Mamak waktu Sekolah Rakyat. kau tahu si DL Sitorus yang sudah almarhum itu? Dulu dia ngejar-ngejar Mamak waktu SMA! Cuma karna Bapakmu saja sok anggar-anggar seragam tentaranya, kesengsemlah aku, padahal cuma Kopral nyah ternyata dia dulu. Maklumlah kau, tak ngerti pula aku sama pangkatnya tentara. kupikir kalau yang merah-merah di lengan itu yang paling hebat, ternyata cuma pangkat rendahan, kalau kutahu itu dulu, mungkin si Feizal Tanjung atau Sarwo Eddie Wibowo yang jadi Bapakmu!
Papa: "Ah lebay kalilah Mamak ini!" kalau mereka Bapakku, pasti sudah jadi Jenderal juga aku ini. tak kuat darahku Mak!"
MAMAK: "Itu makanya Ucok Si TK, kau suruh jadi pengusaha, mana tahu nanti ada orang Batak bisa jadi calon Presiden di negara ini!"
Papa: "Kok jadi calon Presiden Mak?"
MAMAK: "Biar kau tahu ya, kalau jaman sekarang cuma yang punya banyak uang bisa jadi apapun! mau jadi Orang Suci kek, Wakil Gubernur kek, atau Wakil Presiden, semua bisa diatur. yang penting fulusnya kuat, apapun bisa dibeli!"
Papa: "Rela Mamak cucu Mamak jadi orang kayak begitu?"
MAMAK: "Bah, kapan lagi keturunanku bisa bikin candi di abad 21 walaupun tak berpenghuni macam di Hambalang itu, atau punya koleksi kuda dan rumah dengan tanah berhektar-hektar macam yang di Hambalang itu juga!"
Papa: "Loh tapi mereka itukan mantan Jenderal Mak?"
MAMAK; "Itukan dulu, kalau sekarang mana mereka ingat lagi nilai-nilai keperwiraan itu. cuma Bapakmu yang mantan kopral itu saja yang masih asyik mengingat-ingat Sapta Marga dan Sumpah Prajurit. Makanya tak goyah dia walaupun ada kuda dan kardus berseliweran kemana-mana. 
Papa: "Kan bagus itu Mak?"
MAMAK: "Iya sih, tapi karna itu mana berani dia joget-joget trus buka-buka baju di depan umum macam kawan itu!
Papa: "Udahlah Mak, yang penting kan keluarga kita bisa cukup makan, walaupun cuma keseringan makan oncom."
MAMAK: "OK lah sudah ngantuk aku, tidur dulu aku ya!" Tolong dulu kau tengokkan acara penutupan Asian Games itu, ada nggak si dua Jenderal itu datang nonton. Mana tahu karna Presiden asyik nonton pakai tikar plastik di Lombok, mereka malah mau nonton ke senayan!. Tengokkan juga si gubernur itu, ada nggak dia sok niru-niru Paul Pogba dan Kylian Mbappe nyium Trophy Piala Dunia macam kemarin itu!"
Papa: "Iya Mak......!"
#SP#030918#SD22#

Selasa, 07 April 2020

JANGAN KAMU TAKUT

JANGAN KAMU TAKUT
MAZMUR 27 : 1
By: Saor R.S.S.S. Panjaitan

Syalom,

Jemaat yang dikasihi Kristus, kita bersyukur kepada Tuhan karena tetap dijaga dan dilindungi dari segala marabahaya dan terlebih dari wabah Convid-19 saat ini. Semua yang Tuhan berikan ini tentunya ada maksud yaitu agar kita lebih bergiat lagi dalam doa, daya bahkan dana untuk berbagi dan berempati kepada para korban dari Covid-19 baik secara pribadi, keluarga maupun melalui gereja kita. Kita juga bersyukur sekalipun ibadah ditiadakan di dalam Gereja namun kita masih tetap terus beribadah sebagaimana yang Tuhan perintahkan di dalam keluarga kita masing-masing sesuai dengan arahan yang diberikan oleh pemerintah, Bishop dan tuntunan acara yang telah disiapkan dan dibagikan.

Thema khotbah minggu ini adalah JANGAN KAMU TAKUT dengan dasar Firman Tuhan yang diambil dari Mazmur 27 ayat 1. 
Saya akan bacakan bagi kita semua: Dari Daud. TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?

Jangan takut baik dalam Perjanjian Lama maupun Baru adalah perintah tegas yang Tuhan berikan bagi umatNYA. Kalau kita selidiki Alkitab maka dari kata-kata JANGAN TAKUT, JANGANLAH TAKUT, FEAR NOT dapat dihitung sebagai berikut: JANGAN TAKUT ada 28 kali disebutkan, JANGANLAH TAKUT enam puluh lima kali sedangkan dalam King James Version FEAR NOT yang berarti JANGAN TAKUT didapatkan ada enam puluh dua kali. Namun ada juga yang menerjemahkan JANGAN TAKUT sebanyak seratus dua puluh empat kali sedangkan dari Strongs Concordance ada tiga ratus enam puluh lima kali. Termasuk juga di dalamnya yang setara dengan JANGAN TAKUT yaitu JANGAN KUATIR, JANGAN BERKECIL HATI. Jadi ada sekitar tiga ratus enam puluh lima kali yang sama dengan jumlah hari dalam satu tahun kita diminta bahkan diperintahkan untuk JANGAN TAKUT karena TUHAN-lah terang kita dan bukan hanya terang, DIA-pun adalah keselamatan kita. Umumnya banyak orang yang takut pada kegelapan atau kesuraman hidup dan akan keselamatannya baik dari kejahatan, kecelakaan, bencana alam dan sakit penyakit. Jika Tuhan sudah menjamin untuk JANGAN TAKUT maka adalah tepat respon kita untuk selanjutnya menyatakan: Kepada siapakah aku harus takut? Apapun di luar sana yang dapat menyerang dan menghancurkan hidup kita, maka Tuhan sendiri yang mengatakan TUHAN adalah benteng hidup kita, jadi terhadap siapa kita harus gemetar. Ketika Tuhan sendiri yang berada di depan kita, yang melingkupi kita, siapakah atau apakah yang dapat merusak atau menghancurkan kita? TIDAK ADA! Persoalannya hanya terletak pada apakah kita mengimaninya dan menempatkan diri kita dalam pelukanNYA!

Mari kita selidiki sekarang tentang takut atau ketakutan itu sendiri. Saya mengajak Bapak, Ibu dan Saudara sekalian untuk membandingkan apa kata Alkitab tentang Ketakutan. Di dalam Lukas 1 ayat 13 disebutkan: Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: Jangan takut, hai Zakaria, sebab doamu telah dikabulkan dan Elizabeth, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes. Mari kita lihat sekarang ke Lukas 1 ayat 30. Demikian bunyinya: Kata malaikat itu kepadanya: Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Berikutnya mari buka Lukas 2 ayat 10: Lalu kata malaikat itu kepada mereka: Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa.

Dari ketiga ayat yang disampaikan malaikat, dimulai dengan pesan yang sama yaitu: JANGAN TAKUT, memiliki kesamaan yang mencolok. Ketiga ayat tersebut sama-sama menggunakan kata SEBAB yang mengikuti kalimat JANGAN TAKUT. Dari sini dapat disimpulkan bahwa: KETAKUTAN BUKANLAH KEHILANGAN KEBERANIAN, SEBALIKNYA, KETAKUTAN BERARTI HILANGNYA ALASAN. Ketakutan muncul saat tidak lagi mempunyai alasan untuk bertahan. Ketakutan adalah kehilangan alasan UNTUK BERSUKACITA. Sukacita adalah mata iman yang melihat Tuhan sebagai Penyelamat atau Penolong. Sukacita adalah percaya bahwa Tuhan sanggup untuk menolong!

Ada dua tipe rasa takut:
Yang Pertama adalah Rasa Takut yang bermanfaat dan harus didorong. Contohnya adalah TAKUT AKAN ALLAH. Jenis ini bukan perasaan takut atau ngeri pada sesuatu, sebaliknya rasa kagum hormat. Mazmur 19 ayat 10A menegaskan: TAKUT akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; Selanjutnya Mazmur 111 ayat 10 berbunyi: Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, semua orang yang melakukannya (-maksudnya takut akan Tuhan-) berakal budi yang baik. Puji-pujian kepadaNYA tetap untuk selamanya.

Yang Kedua adalah Rasa Takut yang merugikan dan harus diatasi. Ini adalah ketakutan yang tidak bermanfaat yang tidak berasal dari ALLAH. 2 Timotius 1 ayat 7 menegaskan: Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Terkadang memang roh ketakutan melanda tapi kita harus percaya dan mengasihi Allah sepenuhnya sehingga roh ketakutan tersebut dihalaukan menjadi roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban! Simak apa yang ditegaskan dalam 1 Yohanes 4 ayat 18 yang berbunyi: Di dalam kasih tidak ada ketakutan; kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih! Perhatikan saudaraku, KETAKUTAN MENGANDUNG HUKUMAN! Jadi jika saya dan saudara takut pada sesuatu padahal ALLAH sendiri sudah menegaskan untuk JANGAN TAKUT, maka saya dan saudara selayaknya dihukum dan tentunya bukanlah pelaku KASIH YANG SEMPURNA!

Indonesia saat ini sedang dilanda oleh wabah CONVID-19 atau Corona Virus Disease-19. Sebelum membahas lebih jauh mari kita simak apa kata Amsal 14 ayat 27: TAKUT akan TUHAN adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut. Jika saudara dan saya TAKUT akan TUHAN maka Sang Sumber Kehidupan akan menyelamatkan hidup kita! Dan ingat kita akan dihindarkan dari jerat maut termasuk dari COVID-19!

Data terbaru per 19 Maret 2020 pukul 23.59 WIB dari situs WHO terkonfirmasi COVID-19 secara Global sebanyak 176 negara terdampak, dengan korban yang terjangkit total 234.073 orang, meninggal 9.840 orang. Di Cina yang sekarang telah terbebas dari COVID-19 ada 81.300 yang terjangkit dengan 3.253 kematian. sementara Italia yang menduduki posisi kedua terkonfirmasi terjangkit sebanyak 41.035 orang dengan korban meninggal 3.407. Untuk Indonesia, sejak diumumkan oleh Bapak Presiden pada 2 Maret 2020 bahwa sudah ada kasus COVID-19 yang terjadi di Indonesia, maka sampai 20 Maret 2020 pukul 16.02 WIB terjangkit terkonfirmasi ada 369 kasus, dalam perawatan 320 atau 86,7% dari terkonfirmasi, yang sembuh 17 orang atau 4,6% dari terkonfirmasi sedangkan yang meninggal 32 orang atau 8,7% dari terkonfirmasi. Untuk wilayah Jawa Barat sampai Jumat 20 Maret pukul 21.20 Ada ODP atau Orang Dalam Pengawasan sebanyak 815 dan PDP atau Pasien Dalam Pemantauan sebanyak 92 orang. Dari semua itu Terkonfirmasi 41, Sembuh 4, Meninggal 7 orang. Data ini bukanlah ter-update sampai pagi ini, karenanya mungkin saja pagi yang indah ini jumlah terkonfirmasi, meninggal maupun sembuh sudah berubah.

Saudara yang dikasihi Tuhan, dalam suatu wabah pandemi, sekalipun hanya 1 korban meninggal itu sudah terlalu banyak karena betapa berharganya jiwa di hadapan Tuhan. Firman Tuhan dalam Lukas 15 ayat 10 berbunyi: Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat. Saudaraku betapa mengerikannya jika kematian harus disongsong tanpa pertobatan. Ini sangat menakutkan karena hukuman kekal berlaku padanya.

Sebagai umat Tuhan yang diperintahkan untuk takluk dimana itu artinya taat dan setia Roma 13 ayat 1 menegaskan bahwa: Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah, ditetapkan oleh Allah. Selanjutnya Ayat 2 menyebutkan Sebab itu barang siapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya. Kita diperintahkan untuk takut pada pemerintah, mengapa? Karena memang Tuhan memerintahkannya demikian dan lebih jauh lagi Tuhan mengingatkan dalam Ayat yang ketiga yaitu jika kita berbuat baik maka kita tidak usah takut terhadap pemerintah.

Mengapa Roma 13 ayat 1 sampai 3 ini saya sampaikan, karena atas wabah Convid-19 Pemerintah sudah berusaha keras mengerahkan segala upaya untuk menanggulanginya. Karena itu kita harus percaya bahwa pemerintah melakukan yang terbaik untuk rakyatnya termasuk kita umat Tuhan yang berada dan adalah rakyat Indonesia itu sendiri.

Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan agar kita menjaga kesehatan, melakukan Social Distancing, memberikan informasi selengkapnya akan Covid-19 itu sendiri dan bagaimana menghindarinya. Selain itu, pemerintah telah membentuk satuan tugas khusus untuk menangani wabah ini. Informasi mengenai berapa jumlah terdampak, yang meninggal, sembuh bahkan prediksi puncak serta maksimal korban yang mungkin terjangkit di Indonesia dengan melibatkan para ahli dibidangnya masing-masing juga sudah pemerintah lakukan. Namun demikian kita melihat masyarakat Indonesia belum sepenuhnya mengindahkan apa yang telah pemerintah instruksikan. Pemberian masa libur selama minimal 14 hari untuk anak sekolah dan mahasiswa malah justru tidak digunakan dengan efektif karena melalui tinggal di rumah ataupun Work From Home selain dapat memutus rantai penularan juga dapat diketahui sejak dari hari pertama libur sampai hari keempat belas siapa dan seberapa banyak yang telah tertular lebih mudah dideteksi. Pemberian libur malah digunakan untuk jalan-jalan. Belum lagi hoax yang luarbiasa bertebaran di media sosial baik yang disengaja dilakukan ataupun ketidak mengertian tanpa mengecek kebenaran beritanya dan dengan seenaknya disebarluaskan sehingga memicu ketakutan massal bahkan lebih parahnya lagi pemerintah sendiri difitnah, dijelek-jelekkan dan disebarkan isu dianggap tidak siap dan tidak sanggup mengatasi wabah ini. Sebagai umat Tuhan baiklah kita jangan melakukan hal-hal tersebut. Begitu banyaknya informasi dari berbagai pihak yang diragukan bahkan menyesatkan justru akan melemahkan bangsa ini. Apa yang bisa kita lakukan untuk membantu pemerintah dan meminimalisir dampak hoax-hoax tersebut? Sebenarnya mudah, Cukup hanya dengan mengakses dan mempercayai apa yang telah disampaikan oleh pemerintah melalui saluran resmi yang telah ditetapkan. Jangan jadikan referensi informasi maupun pendapat pribadi, kelompok atau lembaga-lembaga tertentu yang kebenarannya patut dipertanyakan. 

Sebagai contoh adalah video pengemudi motor yang tergeletak dengan masih menggunakan helm dan tak ada masyarakat yang mau menolong karena takut dengan COVID-19. Ternyata orang tersebut bukan terkena COVID-19 namun memang menderita epilepsi. Juga kita semua sudah tahu mengenai orang yang tiba-tiba terjatuh di depan pusat perbelanjaan PGC atau Pusat Grosir Cililitan di Jakarta Timur. Banyak isu disebarkan yang bersangkutan terkena virus namun ternyata yang bersangkutan menderita asma dan keletihan berat sehingga pingsan. Ada juga video tentang seseorang yang tiba-tiba tergeletak di gerbong commuter line yang sedang berjalan. Hoax keburu menyebar dengan menyatakan juga adalah korban virus namun ternyata yang bersangkutan memang memiliki maag akut dan saat itu memang terlambat makan. Semua hoax yang menyebar dengan tidak bertanggung jawab di masyarakat sudah diklarifikasi oleh pemerintah melalui situs resmi. Semua terjadi karena ketakutan, ingin dipandang banyak tahu atau bahkan yang lebih parahnya adalah demi kepentingan tertentu sengaja menyebarkan hoax agar masyarakat panik dan ketakutan. Oleh karena itu percayailah pemerintah kita, dengan percaya pada pemerintah saya dan anda telah menjadi pelaku firman!

Secara statistik sebenarnya jumlah yang terjangkit COVID-19 masih lebih jauh kecil dibandingkan penyakit lainnya yang mengakibatkan kematian, namun karena peranan media dan para penyebar hoax maka COVID-19 menjadi begitu menakutkan bahkan mengerikan! Mari kita bandingkan dengan penyakit lainnya yang sebenarnya lebih mengerikan. Tahukah anda bahwa rata-rata setiap tahunnya ada 55,3 juta orang meninggal di seluruh dunia. Itu artinya ada 151.600 meninggal tiap hari atau 105 orang meninggal setiap menitnya atau 2 orang setiap detiknya! Penyebabnya mulai dari penyakit, kecelakaan hingga bunuh diri dan ini di luar bencana alam. Sementara untuk Indonesia 5 besar penyebab kematian berturut-turut adalah Stroke, Penyakit Jantung, Diabetes, TBC dan Sirosis Hati. Dari kelimanya hanya TBC yang merupakan penyakit menular. Jadi jika diperbandingkan dengan penyebab kematian dari sisi lainnya, jumlah kematian karena COVID-19 masih jauh di bawah kelima penyebab kematian terbesar tersebut. Kita harus berhikmat untuk mengurangi resiko dengan mengikuti arahan pemerintah sehingga wabah ini segera dapat ditanggulangi dengan korban jiwa yang minimal.

Sekarang bagaimanakah kita bisa mengatasi rasa takut itu sendiri, apakah kuncinya?

Pertama, sesuai dengan FirmanNYA maka kita harus sungguh-sungguh percaya kepada Allah yang memberikan jaminan keselamatan bukan hanya ditengah dunia ini namun yang lebih utama lagi adalah jaminan keselamatan kekal.

Kedua, Percaya pada Allah berarti menolak untuk menyerah pada rasa takut. Seandainyapun kita tertular bukankah ada tahapan demi tahapan yang sudah diinfokan oleh pemerintah dan kalaupun harus diisolasi bukankah rumah sakit-rumah sakit sudah siap dan siapapun yang menjadi pasien sepenuhnya ditanggung biaya pengobatannya oleh pemerintah?

Ketiga, Di saat paling mencekam, kelam menakutkan tetaplah bersandar pada Allah dengan iman percaya. Bukankah Matius 6 ayat 26 dan 27 menegaskan bahwa burung pipit di langit yang tidak menabur dan tidak menuai diberi makan oleh Bapa Sorgawi? Jadi jika kita takut Ayat 27 mempertanyakan kita: Siapakah di antara kita yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidup kita? Semua sudah dalam rancanganNYA. 
Jika yang terburuk pun terjadi pada kita, ingat, 1 Korintus 10 : 13 menjamin bahwa: Pencobaan-pencobaan yang kita alami ialah pencobaan-pencobaan biasa! Yang tidak melebihi kekuatan kita! Waktu kita dicobai TUHAN sendiri yang akan memberikan jalan keluar sehingga kita dapat menanggungnya!

Saudaraku, Iman percaya berasal dari pengetahuan mengenai Allah, dan yang kita ketahui dan imani adalah bahwa Allah itu baik! Dia adalah Terang kita, Allah adalah keselamatan kita, Kristus adalah benteng hidup kita, jadi, terhadap siapakah dan terhadap apakah kita harus takut dan gemetar? Corona adalah makhluk sejenis virus yang maha kecil yang bahkan tidak bisa memberikan nama untuk dirinya sendiri, apakah kita harus takut padanya? Sementara Sang Maha Besar dan Kuasa yang kita panggil BAPA yang tahu akan DIRINYA sendiri telah menjamin keselamatan kita! 
Jadi, JANGAN KAMU TAKUT!!!
TUHAN YESUS MEMBERKATI!

Legok Pemai, 21 Maret 2020
Dibacakan sebagai Bahan Khotbah Online
pada Minggu, 22  Maret2020
Di GMI EFRATA PARUNG PANJANG
OLEH Pdt. Linda Mutiara L.Tobing, S.Th.