MOGE KE KPU
Barusan
Mamak yang melahirkanku nelpon.
Mamak: "Dimana kau?"
Papa: "Dirumah Mak."
Mamak: "Tak kerja kau rupanya?"
Papa: "Nggak Mak. ada urusan dirumah yang harus diselesaikan."
Mamak: "Berapa sekarang depositomu di BRI?"
Papa: "Lahhh...pagi-pagi sudah nanya deposito, apa pula maunya Mamak ini?"
Mamak: "Jangan banyak kali cakapmu! Jawab saja sudah berapa depositomu yang di BRI itu?!"
Papa: "Ada 375 juta Mak!"
Mamak: "Kapan jatuh tempo?"
Papa: "23 Agustus Mak."
Mamak: "Brarti 2 hari lagi kan?"
Papa: "Iya Mak, memangnya kenapa Mak?"
Mamak: "Coba kau transfer dulu kamis malam 30 juta ya!"
Papa: "Izzz... Mamak inilah, mendadak kali!" Buat apa rupanya Mak?"
Mamak: "Aku mau beli Moge!" Tak ngetrend lagi rupanya kalau aku bawa bawa motor trailmu itu!"
Papa: "Nggak cukuplah 30 juta Mak!"
Mamak: "Tak apa, nanti kutambahi dari tabunganku."
Papa: "Loh memangnya Mamak punya tabungan? "
Mamak: "Bah...sepele kali kau!" pabrik oncommu pun bisa nyah kubeli!"
Papa: "Ah Mamak inilah....paling juga uang pensiun Bapak yang Mamak tabung-tabung, iya kan?"
Mamak: "Sudah salah kau!" Ingat teman teman Mamak yang treak-treak telor didepan istana kemarin itu?"
Papa: "Iya Mak, memangnya kenapa dengan mereka?
Mamak: "Mereka sekarang jadi langgananku!"
Papa: "Langganan apa Mak?"
Mamak: "Sapi!"
Papa: "Loh katanya mereka beli telorpun tak sanggup lagi Mak, kok bisa bisanya mereka langganan sapi, kan lebih mahal Mak?"
Mamak: "Itulah kau....tak cerdas cerdas juga dari dulu. Mereka itu bukan tak mampu beli telor, mereka cuma mau buktikan diri kalau merekapun bisa bersandiwara macam pesinetron losmen jaman dulu. kan lumayan bisa dapat fulus walaupun main sandiwara sandiwaraan didepan istana
Papa: "Oh jadi Mamak punya uang karna jadi pemasok sapi buat mereka?" Hati hati loh Mak, junjungan mereka aja dulu dijeruji gara gara sapi!"
Mamak: "Ah tak ada urusanku dengan yang begituan. kalau yang dulu itukan jadi makelar sapi karna biar bisa kawin lagi. kalau Makmu ini manalah mungkin bisa kawin lagi. bisa disepak bapakmu aku ini!"
Papa: "Trus Moge itu buat apa?
Mamak: "Buat ngawal!"
Papa: "Buat ngawal? Ngawal apaan Mak?"
Mamak: "Loh itu ngawal para junjungan emak emak petelor yang kawan kawanku itu
Papa: "Ngawal kemana Mak?"
Mamak: "Ke KPU!"
Papa: "Kok ke KPU?"
Mamak: "Ya iyalah, mereka kan pasti nggak mau kalah sama rombongannya Pakde kemarin."
Papa: "Mereka juga naik moge ke KPU nya?"
Mamak: "Belum tahu pulak aku, tapi yang penting jaga jagalah. tapi kuperkirakan mereka pake kuda dan kebo ke KPU nya!"
Papa: "Loh kok sama dengan pikiran Ucok Si TK cucumu itu semalam?!" Mamak cerita sama dia ya?"
Mamak: "Apa pulak maksudmu aku yang cerita sama si ucok cucuku itu. kalaupun sama itu karna faktor DNA lah pulak!"
Papa: "kenapa Mamak nggak beli kuda aja?"
Mamak: "Kau pikir kuda itu murah? milyaran itu! Manalah aku samggup belinya, lagian susah kalau ke KPU nyari rumput!"
Papa: :Loh bukannya si gubernur sudah banyak nanam rumput dijakarta?"
Mamak: "Macam mana pulak kau ini, yang tak pernah nyah kau kejakarta?"
Papa: "Loh memangnya kenapa harus ke Jakarta pulak Mak?"
Mamak: "Biar kau tengok sendiri kesana, semua rumput rumput itu kering bermatian. Itukan rumput sekelas ormas yang rame menjamur cari fulus, kalau sudah habis bermatianlah mereka, tapi sebelum mati minta disiram uang lagi!"
Papa: "Trus moge tadi buat apa pake ngawal segala?"
Mamak: "Mana tahu sipemilik kuda ikut ikutan ke KPU. trus kudanya pingsan kan lumayan bisa kusewakan mogeku!"
Papa: "Apa mau dia?"
Mamak: "joget joget tak pakai baju aja dia mau, apalagi kalau cuma sewa motor!"
Papa: "Memangnya bisa dia bawa Moge?" Bukannya dia kegemukan?"
Mamak: "Apa yang tak bisa sama dia dan konco konconya, tinggal pakai kardus, langsung bisa semua mereka!"
Papa: "Trus uang sewanya buat apalah Mamak bikin?"
Mamak: "Buat kubelikan wanteks dan boneka?"
Papa: "Wanteks untuk ngerubah warna kain itu Mak?"
Mamak: "Iyalah pulak. nanti mau kusumbangkan ke TK Kartika yang kemarin itu anak anaknya pake busana hitam hitam macam mau perang sambil nenteng senjata senjataan. Mau kusuruh dulu wanteks kan busana mereka itu jadi warna putih, supaya tak garang dan lancang kali mereka kelihatannya!
Papa: "Trus bonekanya buat apa?"
Mamak: "Ya buat anak anak itulah, trus sebagian kukasih sama guru gurunya. satu buat istri dandim. lumayan buat mereka peluk peluk kalau tidur, supaya otak dan mimpi mereka jangan maunya ke timur tengah saja!"
Papa: "Buat Dandimnya nggak mamak kasih?"
Mamak: "Tak usahlah pulak, paling bentar lagi dia cuma jadi staff belakang meja di Makodam!"
Papa: "Ah ada ada saja Mamak ini. ya sudahlah terserah Mamak, asal jangan pula ngebut dan jumping jumpingan sama Moge itu ya. ingat umur dan osteoporosis Mamak. udah ya Mak, mau ngebungkusin oncom dulu aku!"
#SP#21818#SD19#
Mamak: "Dimana kau?"
Papa: "Dirumah Mak."
Mamak: "Tak kerja kau rupanya?"
Papa: "Nggak Mak. ada urusan dirumah yang harus diselesaikan."
Mamak: "Berapa sekarang depositomu di BRI?"
Papa: "Lahhh...pagi-pagi sudah nanya deposito, apa pula maunya Mamak ini?"
Mamak: "Jangan banyak kali cakapmu! Jawab saja sudah berapa depositomu yang di BRI itu?!"
Papa: "Ada 375 juta Mak!"
Mamak: "Kapan jatuh tempo?"
Papa: "23 Agustus Mak."
Mamak: "Brarti 2 hari lagi kan?"
Papa: "Iya Mak, memangnya kenapa Mak?"
Mamak: "Coba kau transfer dulu kamis malam 30 juta ya!"
Papa: "Izzz... Mamak inilah, mendadak kali!" Buat apa rupanya Mak?"
Mamak: "Aku mau beli Moge!" Tak ngetrend lagi rupanya kalau aku bawa bawa motor trailmu itu!"
Papa: "Nggak cukuplah 30 juta Mak!"
Mamak: "Tak apa, nanti kutambahi dari tabunganku."
Papa: "Loh memangnya Mamak punya tabungan? "
Mamak: "Bah...sepele kali kau!" pabrik oncommu pun bisa nyah kubeli!"
Papa: "Ah Mamak inilah....paling juga uang pensiun Bapak yang Mamak tabung-tabung, iya kan?"
Mamak: "Sudah salah kau!" Ingat teman teman Mamak yang treak-treak telor didepan istana kemarin itu?"
Papa: "Iya Mak, memangnya kenapa dengan mereka?
Mamak: "Mereka sekarang jadi langgananku!"
Papa: "Langganan apa Mak?"
Mamak: "Sapi!"
Papa: "Loh katanya mereka beli telorpun tak sanggup lagi Mak, kok bisa bisanya mereka langganan sapi, kan lebih mahal Mak?"
Mamak: "Itulah kau....tak cerdas cerdas juga dari dulu. Mereka itu bukan tak mampu beli telor, mereka cuma mau buktikan diri kalau merekapun bisa bersandiwara macam pesinetron losmen jaman dulu. kan lumayan bisa dapat fulus walaupun main sandiwara sandiwaraan didepan istana
Papa: "Oh jadi Mamak punya uang karna jadi pemasok sapi buat mereka?" Hati hati loh Mak, junjungan mereka aja dulu dijeruji gara gara sapi!"
Mamak: "Ah tak ada urusanku dengan yang begituan. kalau yang dulu itukan jadi makelar sapi karna biar bisa kawin lagi. kalau Makmu ini manalah mungkin bisa kawin lagi. bisa disepak bapakmu aku ini!"
Papa: "Trus Moge itu buat apa?
Mamak: "Buat ngawal!"
Papa: "Buat ngawal? Ngawal apaan Mak?"
Mamak: "Loh itu ngawal para junjungan emak emak petelor yang kawan kawanku itu
Papa: "Ngawal kemana Mak?"
Mamak: "Ke KPU!"
Papa: "Kok ke KPU?"
Mamak: "Ya iyalah, mereka kan pasti nggak mau kalah sama rombongannya Pakde kemarin."
Papa: "Mereka juga naik moge ke KPU nya?"
Mamak: "Belum tahu pulak aku, tapi yang penting jaga jagalah. tapi kuperkirakan mereka pake kuda dan kebo ke KPU nya!"
Papa: "Loh kok sama dengan pikiran Ucok Si TK cucumu itu semalam?!" Mamak cerita sama dia ya?"
Mamak: "Apa pulak maksudmu aku yang cerita sama si ucok cucuku itu. kalaupun sama itu karna faktor DNA lah pulak!"
Papa: "kenapa Mamak nggak beli kuda aja?"
Mamak: "Kau pikir kuda itu murah? milyaran itu! Manalah aku samggup belinya, lagian susah kalau ke KPU nyari rumput!"
Papa: :Loh bukannya si gubernur sudah banyak nanam rumput dijakarta?"
Mamak: "Macam mana pulak kau ini, yang tak pernah nyah kau kejakarta?"
Papa: "Loh memangnya kenapa harus ke Jakarta pulak Mak?"
Mamak: "Biar kau tengok sendiri kesana, semua rumput rumput itu kering bermatian. Itukan rumput sekelas ormas yang rame menjamur cari fulus, kalau sudah habis bermatianlah mereka, tapi sebelum mati minta disiram uang lagi!"
Papa: "Trus moge tadi buat apa pake ngawal segala?"
Mamak: "Mana tahu sipemilik kuda ikut ikutan ke KPU. trus kudanya pingsan kan lumayan bisa kusewakan mogeku!"
Papa: "Apa mau dia?"
Mamak: "joget joget tak pakai baju aja dia mau, apalagi kalau cuma sewa motor!"
Papa: "Memangnya bisa dia bawa Moge?" Bukannya dia kegemukan?"
Mamak: "Apa yang tak bisa sama dia dan konco konconya, tinggal pakai kardus, langsung bisa semua mereka!"
Papa: "Trus uang sewanya buat apalah Mamak bikin?"
Mamak: "Buat kubelikan wanteks dan boneka?"
Papa: "Wanteks untuk ngerubah warna kain itu Mak?"
Mamak: "Iyalah pulak. nanti mau kusumbangkan ke TK Kartika yang kemarin itu anak anaknya pake busana hitam hitam macam mau perang sambil nenteng senjata senjataan. Mau kusuruh dulu wanteks kan busana mereka itu jadi warna putih, supaya tak garang dan lancang kali mereka kelihatannya!
Papa: "Trus bonekanya buat apa?"
Mamak: "Ya buat anak anak itulah, trus sebagian kukasih sama guru gurunya. satu buat istri dandim. lumayan buat mereka peluk peluk kalau tidur, supaya otak dan mimpi mereka jangan maunya ke timur tengah saja!"
Papa: "Buat Dandimnya nggak mamak kasih?"
Mamak: "Tak usahlah pulak, paling bentar lagi dia cuma jadi staff belakang meja di Makodam!"
Papa: "Ah ada ada saja Mamak ini. ya sudahlah terserah Mamak, asal jangan pula ngebut dan jumping jumpingan sama Moge itu ya. ingat umur dan osteoporosis Mamak. udah ya Mak, mau ngebungkusin oncom dulu aku!"
#SP#21818#SD19#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar