Translate

Minggu, 25 Februari 2018

GOD AND GOD ALONE RASA GRAND CANYON BY : SAOR R.S.S.S PANJAITAN

GOD AND GOD ALONE RASA GRAND CANYON
SAOR R.S.S.S. PANJAITAN

Sabtu pagi 3 Februari 2018 Renungan Harian berjudul ‘Luar Biasa’ ber-nats-kan Daniel 9 : 1 – 9. Dalam uraiannya penulis (HVL) menggambarkan keluarbiasaan Allah atas kepingan permukaan bumi yang dilihat dari tepi Grand Canyon atau pandangan menakjubkan dari puncak Sandia di ketinggian 3.163 meter di atas permukaan laut.
Siapapun pasti terkagum jika mendengar, membaca ataupun menonton tayangan tentang Grand Canyon. Theodore Roosevelt presiden Amerika Serikat ke-26 bertindak tepat menjadikan Grand Canyon sebagai taman nasional yang berarti menjadi milik bangsa pada 26 Februari 1919 sebelum kepemilikan pribadi menguasainya. Penetapan ini demi menjaga keaslian dan keindahan dari kumpulan jurang dan tebing terjal sepanjang lebih kurang 446 km dan lebar bervariasi mulai dari 6 km sampai 29 km serta kedalaman lebih dari 1.600 m. Begitu spektakulernya permukaan bumi yang didominasi warna oranye kemerahan di utara Arizona ini sampai UNESCO pun menetapkannya sebagai situs warisan dunia pada 1979.

Sejak SMA saya berharap bisa mengunjungi area tersebut untuk merasakan sensasi kedahsyatan Allah melalui panca indera. Ada banyak kawasan spektakuler ataupun kota-kota menakjubkan di muka bumi ini, namun dalam benak dominan melankolik seperti saya, rasanya Grand Canyon lah yang dapat memuaskan panca indera sekaligus menggetarkan jiwa atas kemahakuasaan Allah. Semoga suatu hari kelak kerinduan itu akan diijinkanNya terwujud.

Sehari sebelum bersaat teduh tersebut, saya benar-benar terpesona ketika mendengarkan vocal group dadakan dari para bapak yang tergabung dalam suatu perkumpulan etnis Batak di perumahan Legok Permai Tangerang. Nama perkumpulannya adalah Punguan Parsahutaoan Dos Ni Roha Legok Permai yang sudah ada di perumahan tersebut sejak 2006.

Pada natal 2017 yang dirayakan di 27 Januari 2018 di Hotel Lemo Kelapa Dua Tangerang, para bapak spontan ingin mempersembahkan pujian sebagai partisipatif karena para ibu dan anak-anak pun juga mengisi acara baik melalui nyanyian, tarian bahkan drama.
Karena memang semua adalah orang-orang sibuk, dari 17 bapak yang ikut bernyanyi termasuk saya sebagai pemusik, ada 2 orang yang sama sekali tidak pernah latihan, 6 orang latihan satu kali dan sisanya hanya 2 kali latihan yang dilakukan di rumah keluarga Bapak Mario Pasaribu di Blok B2.

Mungkin penampilan mereka di malam perayaan natal tersebut biasa saja, namun ada 2 hal yang patut disyukuri dari penampilan mereka yaitu: Pertama, Kesatuan hati dan pikiran untuk mempersembahkan suatu pujian. Hal ini sesuai dengan thema natal malam itu yaitu Dos Ni Roha yang artinya Sehati dengan Roma 12 : 16 sebagai dasar dari Firman Tuhan yang disampaikan oleh penulis. kedua, kekompakan dan sukacita dalam menyanyikan lagu karya Phill McHugh ini. Hasilnya adalah dua kali over tone dimulai dari nada dasar G# dan berakhir di nada dasar C dan jiwa saya yang terus menerus ‘kecanduan’ mendengarkannya dengan optimalisasi bunyi yang diperdengarkan melalui earphone dalam volume maksimal yang tercolok ke handphone. ‘Kecanduan’ mengadiksi kembali pasca bersaat teduh pagi itu bahkan makin menguat karena menikmati kebenaran Firman yang selaras dengan lirik God And God Alone.

Memang keluarbiasaan perfoma Allah begitu memikat jiwa dan hal ini bisa didapatkan dimanapun dan kapanpun bahkan dalam diri orang-orang di sekitar kita. Satu kali saya pernah menuliskan quote di page Facebook yang berbunyi: “Tak perlu jauh-jauh mencari kedahsyatan Tuhan, cukup pandangi wajah anakmu, di sana memancar kuat kemuliaanNYA.”
Bagi kita yang sudah menjadi orang tua rasanya akan setuju dengan quote tersebut. Kebahagiaan memiliki anak yang tentunya mirip dengan kedua orangtuanya biasanya terekspresikan dengan rasa syukur yang mendalam dan serta merta memuji kemaha kuasaan Tuhan atas hasil ciptaan yang berwujud anak sendiri.

Mari coba simak lirik God And God Alone dalam versi Bahasa Indonesianya:

Hanya DIA Tuhan DIAlah Pencipta alam semesta
                        Nyata kemuliaanNYA dalam ciptaanNYA
                        Karna DIAlah Tuhan

                        Hanya DIA Tuhan mengatur hari depan manusia
                        S’bab jalan hidup umatNYA dalam rencanaNYA
                        Karna DIAlah Tuhan

                        Hanya DIA Tuhan DIA bertahta di atas semesta
                        Biarlah ciptaanNYA mengangkat pujian
                        Hanya DIAlah Tuhan

Perasaan luar biasa atas keluarbiasaan Tuhan itupun saya rasakan makin menguat saat memandangi anak yang sedang asyiknya menyedot botol susu yang biasa dilakukannya saat terbangun di pagi hari. Melihat papanya senyum-senyum melihat dirinya, Elgio bergerak bangun dan seperti biasa meminta untuk melihat dan mendengar apa yang sedang saya dengar dari HP dengan menggunakan earphone tersebut. Maka earphone pun berbagi dua dengannya dengan lantunan God And God Alone yang makin memikat jiwa. Sungguh suatu pagi yang luarbiasa!

Alam dan manusia memang menceritakan keluarbiasaan Allah. Jika ciptaanNYA saja sudah dapat menggetarkan jiwa, tentunya akan lebih luarbiasa lagi jika kita mengenalNYA lebih dekat lagi. Memang kemahakuasaan dan kekudusanNYA tidak dapat membuat kita bertatap muka face to face denganNYA. Namun melalui firmanNYA yang kita jelajahi dari Kejadian sampai Wahyu betapa rasa luarbiasa itupun dapat kita nikmati bahkan sesungguhnya lebih dahsyat dibandingkan dengan apa yang kita lihat pada alam semesta. Bukan hanya panca indera yang terpuaskan namun jiwapun akan terpuaskan dengan suatu kepuasan Illahi yang melahirkan dua hal yang sama sebagaimana yang dirasakan oleh penulis Renungan Harian di atas yaitu: rasa hormat dan syukur atas keluarbiasaanNYA.

Rasa hormat melahirkan kecintaan dan kepatuhan serta kesetiaan sedangkan rasa syukur melahirkan rasa terima kasih dan komitmen ketergantungan total kepada DIA yang sanggup memberikan kepuasan yang sempurna bagi jiwa. God And God Alone rasa Grand Canyon memang luar biasa, namun kesempurnaan rasa yang sejati adalah pengenalan yang inten dari hari ke hari akan DIA. Suatu pengenalan yang makin intim jika pembacaan dan penghayatan firmanNYA dilakukan setiap hari dalam ketekunan dan kerinduan untuk dapat dimampukan sebagai pelaku firman. Sudahkan anda melakukannya? Ayo lakukan, dan rasakan hasilnya!
….God and God alone, will be the joy of our eternal home. He will be our one desire, our hearts will never tire, of God and God alone….

Legok Permai
3 Februari 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar