Translate

Rabu, 27 September 2017

KARUNIA ROH KUDUS BY SAOR R.S.S.S. PANJAITAN


KARUNIA ROH KUDUS
1 Korintus 12 : 4
Saor R.S.S.S. Panjaitan

Latar Belakang

Suatu kali pada suatu ibadah cell group yang saya ikuti terjadilah ‘perdebatan’ sengit mengenai karunia-karunia dari Roh Kudus. Saat itu pemimpin yang ditunjuk menyatakan bahwa karunia Roh hanya ada 9 sebagaimana yang dia kutip dari 1 Korintus 12 : 8 – 10.

Salah satu peserta yang ikut cell group kemudian melemparkan pertanyaan yang baik dan kritis mengenai kaitan antara iman dan karunia. Pertanyaan sekaligus pernyataannya tersebut menjadi pembicaraan yang hangat karena beliau menyatakan tapi juga menanyakan bahwa iman bukanlah karunia, karena secara logika mana mungkin seseorang menerima karunia jika dia belum beriman dan kepada siapa dia beriman itu adalah kehendak bebasnya. Sekilas pernyataan ini mungkin benar karena tidak mungkin karunia diberikan kepada orang yang belum memiliki iman. Singkatnya dari pernyataan sekaligus pertanyaan adalah apakah iman adalah karunia?

Sebenarnya jika membaca dengan teliti, pemimpin cell group tidak perlu bersusah payah menjawab pertanyaan tersebut sehingga proses pembelajaran Alkitab tidak menghangat.
Saya mencoba menengahi dengan menjelaskan apa yang dimaksud dengan karunia baik dari sudut pandang Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, termasuk pertanyaan yang sederhana tersebut. 1 Korintus 12 : 9 jelas menyebutkan bahwa Iman juga adalah Karunia dari Roh Kudus (Ayat 9 : Kepada yang seorang Roh yang sama MEMBERIKAN IMAN).

Hangatnya proses pembelajaran dari Cell Group malam itu terus terbawa dalam ingatan saya dan menggugah hati saya untuk menulis tentang Karunia Roh Kudus agar teman-teman dalam cell group dapat mengerti dengan baik dan jelas serta dengan pertolongan Tuhan dapat juga menjadi berkat berupa pengetahuan yang benar bagi banyak orang lainnya. Terlebih untuk pokok bahasan ini saya pernah membawakannya dalam khotbah di beberapa kesempatan ibadah seperti di Unit Kegiatan Mahasiswa Rohani Kristen Akademi Pariwisata Nusantara Jaya pada 23 Maret 2001 yang saat itu masih berkampus di Graha Cempaka Mas Jakarta Pusat, di ibadah Komisi Pemuda Gereja Kristen Kalam Kudus Gading Serpong pada 2 Maret 2013, dan paling belakangan di Persekutuan Doa Perumahan Legok Permai Tangerang pada 4 Mei 2013. Untuk itu saya terlebih dahulu ‘meminta ijin’ dan memohon dalam doa agar kiranya Roh Kudus memakai saya sebagai alatnya untuk penulisan tentang karunia ini.

Apakah Karunia itu?

Kata Yunani untuk karunia adalah Kharisma yang berasal dari kata Kharis yang didefinsikan sebagai pemberian yang diterima dengan cuma-cuma.
Perjanjian lama menyatakan bahwa Karunia adalah pengasihan Allah kepada umat Israel dimana pengasihan tersebut dilakukan oleh Roh Pengasihan (lihat Zakharia 12 : 10) atau Roh Anugerah yang memberikan pengampunan dosa. Keluaran 33 : 19 berbunyi: Tetapi firmanNYA: “Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku dari depanmu dan menyerukan nama TUHAN di depanmu: Aku akan memberi kasih KARUNIA kepada siapa yang kuberi KASIH KARUNIA dan mengasihani siapa yang Kukasihani.”

Perjanjian Baru menyatakan bahwa anugerah Allah yang di dalam Yesus Kristus memperlihatkan kemurahan Allah terhadap manusia. Yesus adalah kepenuhan karunia karenanya kasih karunia dan kebenaran hanya datang dari Tuhan Yesus (Yohanes 1 : 14 – 17). Makna hakiki dari karunia adalah pemberian yang diterima dengan cuma-cuma. Paulus bahkan mengartikan lebih luas lagi mengenai karunia sebagai sambutan atau balasan terhadap pemberian Allah yang memotivasi orang untuk bersyukur. Apa yang dikatakan Paulus ini tentunya tindakan pro aktif atau respon yang bertanggung jawab atas pemberian karunia, jadi tidak pasif sehingga tidak optimal membangun jemaat.

Aneka Karunia Roh Kudus

Ada beberapa kitab dari Perjanjian Baru yang secara jelas menyebutkan jenis-jenis karunia seperti 1 Korintus, Roma dan Efesus.
1 Korintus 12 : 4 – 14 merinci ada 9 karunia yaitu:
a.   Berkata-kata dengan hikmat (Word of Wisdom)                           : (Ayat 8)
b.   Berkata-kata dengan pengetahuan (Word of Knowledge)             : (Ayat 8)
c.   Iman (Faith)                                                                                    : (Ayat 9)
d.   Menyembuhkan (Healings)                                                            : (Ayat 9)
e.   Kuasa untuk mengadakan mujizat (Working of Miracle)              : (Ayat 10)
f.    Bernubuat (Prophecy)                                                                    : (Ayat 10)
g.   Membedakan bermacam-macam roh (Discernment of Spirits)     : (Ayat 10)
h.   Berkata-kata dengan bahasa Roh (Speaking in Tongues)              : (Ayat 10)
i.    Menafsirkan Bahasa Roh ( Interpretation of Tongues)                  : (Ayat 10)

Lebih lanjut 1 Korintus 12 : 27 – 30 menyebutkan ada 8 karunia yaitu:
a.       Sebagai Rasul (Apostles)                                                             
b.      Sebagai Nabi (Prophetss)
c.       Sebagai Pengajar (Teachers)
d.      Mengadakan Mujizat (Miracles)
e.       Menyembuhkan (Healings)
f.       Melayani (Helps)
g.      Memimpin (Administrations)
h.      Berkata-kata dalam bahasa Roh (Varietiesof Tongues)
Semua dirinci dalam ayat ke 28.

Roma12 : 6 – 8 merinci karunia sebagai berikut:
a.   Bernubuat (Prophecy)                                                                   : (Ayat 6)
b.   Melayani (Ministry)                                                                      : (Ayat 7)
c.   Mengajar (Teaching)                                                                     : (Ayat 7)
d.   Menasehati (Exhortation)                                                             : (Ayat 8)
e.   Membagi-bagikan sesuatu (Giving)                                              : (Ayat 8)
f.    Leading (Memberi pimpinan)                                                       : (Ayat 8)
g.   Menunjukkan kemurahan (Showing Merry)                                 : (Ayat 8)

Efesus 4 : 11 menyebutkan ada 5 karunia yaitu:
a.       Rasul (Apostles)
b.      Nabi (Prophets)
c.       Pemberita Injil (Evangelists)
d.      Gembala (Pastors)
e.       Pengajar (Teachers)

Selain di ketiga kitab di atas masih ada lagi disebutkan jenis karunia lainnya seperti:
Perjanjian Lama:
a.       Keahlian/Ketrampilan tertentu (Craftsmanship) antara lain:
          Membuat pakaian imam (Keluaran 28 : 3)
          Memintal bulu kambing (Keluaran 35 : 26)
          Membuat tenunan (Keluaran 35 : 35)
          Mendirikan tempat kudus (Keluaran 36 : 1)
          Pekerjaan tembaga (1 Raja-raja 7 : 14)
b.      Menafsirkan mimpi (Interpretation of Dreams) (Kejadian 41 : 12; Daniel 1: 17)
c.       Pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai tulisan dan hikmat (Daniel 1 : 17)
d.      Memainkan musik untuk pujian dan penyembahan kepada Allah (1 Tawarikh 23 : 5; 2 Tawarikh  5 : 13; 2 Tawarikh 34 : 12)

Perjanjian Baru:
a.       Peramah (Hospitality) (Yakobus 3 : 17)
b.      Selibat (Celibacy) (Matius 19 : 12)
c.       Mengetahui kerajaan sorga (Matius 13 : 11)
d.      Menjadi orang yang sangat berguna bagi orang-orang percaya (Kisah Para Rasul 18: 27)
e.       Menderita untuk Kristus (Filipi 1 : 29; 1 Petrus 2 : 19 – 20).

Mengenai jumlah Karunia Roh Kudus terdapat beberapa perbedaan. Ada yang menyatakan hanya beberapa, ada 8, ada juga berpendapat 27 namun ada juga yang menyatakan tidak dapat ditentukan. Untuk tidak membingungkan maka prinsipnya adalah bahwa penulis Alkitab tidak bermaksud membuat daftar lengkap seluruh Karunia Roh yang ada. Sepenuhnya otoritas dari Roh Kudus untuk memberikannya baik yang telah tertulis dalam Alkitab maupun yang diberikan kemudian demi membangun jemaat Tuhan. Berapapun jumlahnya yang terpenting adalah bahwa semua Karunia tersebut berasal dari satu Roh yaitu Roh Kudus (1 Korintus 12 : 4).

Pro dan Kontra Tentang Eksistensi Karunia Roh

Sebagian kalangan Protestan berpendapat bahwa beberapa Karunia Roh tertentu seperti bahasa Roh/Lidah (Glossolalia) saat ini sudah tidak ada lagi karena hanya diperlukan pada saat gereja mula-mula (Cessationism)
Bagi kalangan Karismatik, Pantekosta, Katolik Roma. Ortodoks dan beberapa Protestan tertentu berpendapat bahwa semua karunia Roh masih relevan sampai saat ini (Continualism).

Pro dan kontra seperti ini sebenarnya tidak perlu menjadi sesuatu yang menyebabkan ‘disfungsinya’ organ-organ dari tubuh Kristus karena perdebatan yang mengedepankan keegoan masing-masing denominasi. Tujuan dari diberikannya Karunia Roh tegas disebutkan dalam Efesus 4 : 12; 1 Korintus 14 : 12, 26 yaitu untuk membangun dan memperlengkapi jemaat atau gereja. Pembangunan tentunya membutuhkan akar yang kuat dan pertumbuhan yang baik sehingga menghasilkan buah-buah yang baik sesuai dengan tri tugas panggilan gereja di tengah-tengah dunia ini yaitu Marturia, Koinonia dan Diakonia.

Kepemilikan Karunia Roh

Semua Karunia Roh yang diberikan Allah kepada seseorang dengan tingkatan, efektifitas dan implementasi yang berbeda-beda demi terciptanya kemajuan dalam pemberitaan firman, persekutuan dan pelayanan sosial yang terus menerus baik secara kuantitas terlebih dan terutama kualitas rohani jemaat Tuhan secara komunal.

Timbul satu pertanyaan: Apakah semua orang memiliki minimal 1 karunia?
Karena Karunia Roh adalah berasal atau diberikan oleh Roh Kudus, maka tentunya hanya bagi orang-orang yang percaya dan menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnyalah karunia tersebut akan diberikan. Siapapun orang Kristen yang percaya kepada Kristus maka Kristus bertahta di hatinya, dengan demikian ada Roh Kudus dalam hatinya. Orang seperti inilah yang pasti memiliki minimal 1 Karunia Roh yang semuanya diarahkan untuk membangun serta memperlengkapi jemaat.

Karunia Roh tidak dapat dipaksakan untuk diminta dan tidak juga dapat dibeli dengan apapun. Pada peristiwa yang melibatkan Simon seorang Magus yang suka berlagak seolah-olah orang penting karena keahliannya dalam melakukan sihir yang kemudian bertobat karena pemberitaan Injil oleh Filipus di Kisah Para Rasul 8 : 9 – 24, Petrus memarahinya karena berusaha meminta (Ayat 18: Menawarkan sejumlah uang) Karunia Roh Kudus. Pada ayat 20 Petrus berkata: “Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang.” Syukurnya Thomas si petobat baru dan sudah dibaptis itu bersegera meminta ampun atas kesalahannya dan memohon agar Petrus berdoa baginya agar tidak dibinasakan sebagaimana yang telah dikatakan oleh Petrus.

Jelaslah disini bahwa Karunia Roh sepenuhnya mutlak atas kehendak Roh Kudus dan diberikan dengan cuma-cuma. Namun demikian kita bisa memintanya kepada Roh Kudus. 1 Timotius 4 : 14 menyebutkan bahwa Karunia Roh diberikan oleh nubuat dan penumpangan tangan sidang penatua. Artinya Karunia Roh bisa dimintakan bahkan bukan hanya satu melainkan bisa lebih dari satu.

Siapapun yang telah menerima Karunia Roh maka dia harus bertanggung jawab dan aktif dalam mengimplementasikannya karena jika tidak aktif digunakan dapat melemahkan tubuh Kristus. Contohnya: Jika seseorang mendapatkan karunia mengajar atau melayani, maka jika dia tidak aktif atau rajin melaksanakan Karunia tersebut tentunya akan berpengaruh secara signifikan kepada pertumbuhan jemaat. Perlu diingat bahwa tidak semua orang cakap mengajar maupun melayani. Jika seseorang sudah menerima karunia ini maka Allah memberikannya kecakapan dalam melakukan karunia tersebut.

Motivasi Melakukan Karunia Roh

Setiap penerima karunia Roh haruslah melandasi seluruh motivasinya dengan kasih. Menarik untuk direnungkan perihal rupa-rupa karunia yang terdapat dalam 1 Korintus 12 dengan judul perikop yang diberikan oleh Lembaga Alkitab Indonesia yaitu “Rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh” (Ayat 1 – 11) dan “Banyak anggota, tetapi satu tubuh” (Ayat 12 – 31) serta kemudian dipertegas lagi di dalam 1 Korintus 14 yang berjudul “Sekali lagi tentang karunia Roh”, pada kedua pasal ini ditengahi (‘digandeng’) oleh pasal 13 yang berjudul kasih!

Begitu luar biasanya Roh Kudus mengilhami Rasul Paulus dalam menulis kitab 1 Korintus dan pada ketiga pasal tersebut di atas tersusun dengan sistematis dan sempurna. Bayangkan jika seseorang memiliki karunia bernubuat atau menyembuhkan ataupun berkata-kata dengan pengetahuan. Jika karunia ini diselewengkan atau disalah gunakan maka akan muncul manusia-manusia jumawa yang bukannya membangun jemaat namun meninggikan/menguntungkan dirinya sendiri ataupun juga merasa menjadi orang penting seperti Simon dari Magus tadi.

1 Korintus 13 : 2 yang berbunyi: “Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.” Ayat ini tegas mengingatkan kepada siapapun yang memiliki karunia Roh bahwa sehebat dan sebanyak apapun karunia Roh yang kita miliki (menurut persepsi kita) maka semuanya adalah kesia-siaan jika kita tidak mempunyai kasih! Bahkan pengorbanan diri yang mencengangkan seperti menyerahkan tubuh untuk dibakar demi sesama adalah percuma jika tidak dilandasi oleh kasih.

Evaluasi atas penggunaan Karunia Roh diarahkan pada motivasi, efektifitas dan optimalisasi dengan memperhatikan jenis jenis pelayanan baik yang bersifat internal maupun eksternal. Atas semua kegiatan penggunaan Karunia Roh semua pelaku harus menyadari bahwa hanya Tuhanlah yang selalu dimuliakan.

Pentingnya Pengetahuan Tentang Karunia Roh

Para gembala, penatua dan pimpinan jemaat lainnya haruslah peka dan memiliki pengetahuan yang baik akan karunia Roh ini. Pengetahuan dimulai dengan pembelajaran akan Firman Tuhan yang membahas mengenai Karunia Roh. Dibutuhkan kerendahan hati untuk mendapatkan hikmat marifat dari Roh Kudus sehingga tidak salah dalam memahaminya. Sebagai contoh para pemimpin jemaat harus mengerti dengan baik dan benar perbedaan antara Karunia dan Talenta. Demikian pula jenis-jenis karunia yang terdapat dalam Alkitab. Pengetahuan yang benar akan jenis karunia yang satu dengan yang lainnya tentunya juga merupakan karunia dari Roh Kudus dan penempatan seseorang ke dalam suatu pelayanan akan tepat sasaran sesuai dengan karunia yang dimiliki.

Firman Tuhan sendiri sebenarnya cukup jelas menerangkan apakah seseorang sedang melakukan karunia Roh atau tidak dan bagaimana dengan efektifitasnya terhadap jemaat. Contohnya mengenai berbahasa Roh. 1 Korintus 14 : 14 menyatakan: “Sebab jika aku berdoa dengan bahasa Roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa.” Kondisi seperti ini tentunya tidak efektif sama sekali dalam membangun jemaat karena bukankah hanya orang yang berbahasa roh itu sendiri yang mungkin menyadari sedangkan bagi jemaat sendiri yang menyaksikannya tentunya akan dihinggapi kebingungan kapan akan mengaminkan atas doa dalam bahasa roh tersebut (1 Korintus 14 : 16). Paulus menulis bahwa untuk hal semacam itu, siapapun yang berkarunia berbahasa roh maka ia harus berdoa supaya kepadanya atau orang-orang yang berada didekatnya juga diberikan karunia untuk menafsirkannya (1 Kor 14 : 13, 27, 28). Lebih keras lagi Paulus menyatakan jika satu jemaat berbahasa roh lalu masuklah orang-orang luar atau orang-orang yang tidak beriman, bukankah mereka akan mencap bahwa jemaat tersebut gila (1 Korintus 14 : 23)?

Contoh lainnya adalah karunia menyembuhkan (Healings). Tentunya jika Allah berkehendak menyembuhkan seseorang dan DIA memakai seseorang sebagai alatnya dengan memberikan karunia menyembuhkan tersebut, tentunya prosesi penyembuhan yang terjadi tidak perlu melibatkan media yang aneh-aneh, umpamanya harus membakar dupa atau memotong ayam ataupun kambing, menggunakan bunga tujuh rupa atau juga harus berendam di sungai atau kolam tertentu. Itu bukanlah penggunaan karunia menyembuhkan, tapi dukun yang sedang beraksi dan tentunya menggunakan kuasa roh kegelapan. Kalau para pemimpin jemaat tidak paham akan perkara seperti ini, betapa berbahayanya keadaan sekumpulan jemaat. Bukannya membangun tapi malah menghancurkan.

Karunia Roh adalah kehendak Allah, untuk itu setiap orang percaya harus mengenali dan mengerjakan karunia tersebut serta mengembangkannya demi membangun jemaat dan memperluas kerajaan Allah di tengah-tengah dunia ini. Pengetahuan yang benar akan karunia Roh bukan hanya meningkatkan efektifitas pelayanan namun juga merupakan pertanggung jawaban iman yang harus dilakukan baik oleh pelaku karunia Roh, pemimpin dan seluruh jemaat Tuhan.

Penutup

Karunia Roh berasal dan diberikan oleh Roh Kudus kepada mereka yang percaya kepada Kristus secara cuma-cuma dengan tujuan membangun jemaat. Baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru ada mencantumkan jenis-jenis Karunia Roh. Setiap orang percaya pasti memiliki satu karunia dan pada beberapa lainnya mungkin memiliki lebih dari satu karunia. Karunia Roh harus dipertanggung jawabkan dengan melakukannya secara efektif dengan motivasi kasih. Terakhir, Apakah karuniamu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar