KARUNIA ROH KUDUS
1 Korintus 12 : 4
Saor R.S.S.S. Panjaitan
Latar Belakang
Suatu kali pada suatu ibadah cell
group yang saya ikuti terjadilah ‘perdebatan’ sengit mengenai karunia-karunia
dari Roh Kudus. Saat itu pemimpin yang ditunjuk menyatakan bahwa karunia Roh
hanya ada 9 sebagaimana yang dia kutip dari 1 Korintus 12 : 8 – 10.
Salah satu peserta yang ikut cell group kemudian melemparkan
pertanyaan yang baik dan kritis mengenai kaitan antara iman dan karunia. Pertanyaan
sekaligus pernyataannya tersebut menjadi pembicaraan yang hangat karena beliau
menyatakan tapi juga menanyakan bahwa iman bukanlah karunia, karena secara
logika mana mungkin seseorang menerima karunia jika dia belum beriman dan
kepada siapa dia beriman itu adalah kehendak bebasnya. Sekilas pernyataan ini
mungkin benar karena tidak mungkin karunia diberikan kepada orang yang belum
memiliki iman. Singkatnya dari pernyataan sekaligus pertanyaan adalah apakah
iman adalah karunia?
Sebenarnya jika membaca dengan
teliti, pemimpin cell group tidak
perlu bersusah payah menjawab pertanyaan tersebut sehingga proses pembelajaran
Alkitab tidak menghangat.
Saya mencoba menengahi dengan
menjelaskan apa yang dimaksud dengan karunia baik dari sudut pandang Perjanjian
Lama maupun Perjanjian Baru, termasuk pertanyaan yang sederhana tersebut. 1
Korintus 12 : 9 jelas menyebutkan bahwa Iman juga adalah Karunia dari Roh Kudus
(Ayat 9 : Kepada yang seorang Roh yang sama MEMBERIKAN IMAN).
Hangatnya proses pembelajaran
dari Cell Group malam itu terus
terbawa dalam ingatan saya dan menggugah hati saya untuk menulis tentang
Karunia Roh Kudus agar teman-teman dalam cell
group dapat mengerti dengan baik dan jelas serta dengan pertolongan Tuhan
dapat juga menjadi berkat berupa pengetahuan yang benar bagi banyak orang
lainnya. Terlebih untuk pokok bahasan ini saya pernah membawakannya dalam
khotbah di beberapa kesempatan ibadah seperti di Unit Kegiatan Mahasiswa Rohani
Kristen Akademi Pariwisata Nusantara Jaya pada 23 Maret 2001 yang saat itu
masih berkampus di Graha Cempaka Mas Jakarta Pusat, di ibadah Komisi Pemuda
Gereja Kristen Kalam Kudus Gading Serpong pada 2 Maret 2013, dan paling
belakangan di Persekutuan Doa Perumahan Legok Permai Tangerang pada 4 Mei 2013.
Untuk itu saya terlebih dahulu ‘meminta ijin’ dan memohon dalam doa agar
kiranya Roh Kudus memakai saya sebagai alatnya untuk penulisan tentang karunia
ini.
Apakah Karunia itu?
Kata Yunani untuk karunia adalah Kharisma yang berasal dari kata Kharis yang didefinsikan sebagai
pemberian yang diterima dengan cuma-cuma.
Perjanjian lama menyatakan bahwa
Karunia adalah pengasihan Allah kepada umat
Perjanjian Baru menyatakan bahwa
anugerah Allah yang di dalam Yesus Kristus memperlihatkan kemurahan Allah
terhadap manusia. Yesus adalah kepenuhan karunia karenanya kasih karunia dan
kebenaran hanya datang dari Tuhan Yesus (Yohanes 1 : 14 – 17). Makna hakiki
dari karunia adalah pemberian yang diterima dengan cuma-cuma. Paulus bahkan
mengartikan lebih luas lagi mengenai karunia sebagai sambutan atau balasan
terhadap pemberian Allah yang memotivasi orang untuk bersyukur. Apa yang
dikatakan Paulus ini tentunya tindakan pro aktif atau respon yang bertanggung
jawab atas pemberian karunia, jadi tidak pasif sehingga tidak optimal membangun
jemaat.
Aneka Karunia Roh Kudus
a. Berkata-kata dengan hikmat (Word of Wisdom) : (Ayat 8)
b. Berkata-kata dengan pengetahuan (Word of Knowledge) : (Ayat 8)
c. Iman (Faith) : (Ayat 9)
d. Menyembuhkan (Healings) : (Ayat 9)
e. Kuasa untuk mengadakan mujizat (Working of Miracle) : (Ayat 10)
f. Bernubuat (Prophecy) : (Ayat 10)
g. Membedakan bermacam-macam roh (Discernment of Spirits) : (Ayat 10)
h. Berkata-kata dengan bahasa Roh (Speaking in Tongues) : (Ayat 10)
i. Menafsirkan Bahasa Roh ( Interpretation of Tongues) : (Ayat 10)
Lebih lanjut 1
Korintus 12 : 27 – 30 menyebutkan ada 8 karunia yaitu:
a.
Sebagai Rasul (Apostles) b. Sebagai Nabi (Prophetss)
c. Sebagai Pengajar (Teachers)
d. Mengadakan Mujizat (Miracles)
e. Menyembuhkan (Healings)
f. Melayani (Helps)
g. Memimpin (Administrations)
h. Berkata-kata dalam bahasa Roh (Varietiesof Tongues)
Semua dirinci dalam ayat ke 28.
Roma12 : 6 – 8
merinci karunia sebagai berikut:
a. Bernubuat (Prophecy) :
(Ayat 6)b. Melayani (Ministry) : (Ayat 7)
c. Mengajar (Teaching) : (Ayat 7)
d. Menasehati (Exhortation) : (Ayat 8)
e. Membagi-bagikan sesuatu (Giving) : (Ayat 8)
f. Leading (Memberi pimpinan) : (Ayat 8)
g. Menunjukkan kemurahan (Showing Merry) : (Ayat 8)
Efesus 4 : 11
menyebutkan ada 5 karunia yaitu:
a.
Rasul (Apostles)b. Nabi (Prophets)
c. Pemberita Injil (Evangelists)
d. Gembala (Pastors)
e. Pengajar (Teachers)
Selain di ketiga kitab di atas masih ada lagi disebutkan jenis karunia lainnya seperti:
Perjanjian Lama:
a. Keahlian/Ketrampilan tertentu (Craftsmanship) antara lain:
■ Membuat pakaian imam (Keluaran 28 : 3)
■ Memintal bulu kambing (Keluaran 35 : 26)
■ Membuat tenunan (Keluaran 35 : 35)
■ Mendirikan tempat kudus (Keluaran 36 : 1)
■ Pekerjaan tembaga (1 Raja-raja 7 : 14)
b. Menafsirkan mimpi (Interpretation of Dreams) (Kejadian 41 : 12; Daniel 1: 17)
c. Pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai tulisan dan hikmat (Daniel 1 : 17)
d. Memainkan musik untuk pujian dan penyembahan kepada Allah (1 Tawarikh 23 : 5; 2 Tawarikh 5 : 13; 2 Tawarikh 34 : 12)
Perjanjian Baru:
a.
Peramah (Hospitality) (Yakobus 3 : 17)b. Selibat (Celibacy) (Matius 19 : 12)
c. Mengetahui kerajaan sorga (Matius 13 : 11)
d. Menjadi orang yang sangat berguna bagi orang-orang percaya (Kisah
e. Menderita untuk Kristus (Filipi 1 : 29; 1 Petrus 2 : 19 – 20).
Mengenai jumlah
Karunia Roh Kudus terdapat beberapa perbedaan. Ada yang menyatakan hanya beberapa, ada 8,
ada juga berpendapat 27 namun ada juga yang menyatakan tidak dapat ditentukan.
Untuk tidak membingungkan maka prinsipnya adalah bahwa penulis Alkitab tidak
bermaksud membuat daftar lengkap seluruh Karunia Roh yang ada. Sepenuhnya
otoritas dari Roh Kudus untuk memberikannya baik yang telah tertulis dalam
Alkitab maupun yang diberikan kemudian demi membangun jemaat Tuhan. Berapapun
jumlahnya yang terpenting adalah bahwa semua Karunia tersebut berasal dari satu
Roh yaitu Roh Kudus (1 Korintus 12 : 4).
Pro dan Kontra Tentang Eksistensi Karunia
Roh
Sebagian kalangan Protestan berpendapat bahwa beberapa Karunia Roh tertentu seperti bahasa Roh/Lidah (Glossolalia) saat ini sudah tidak ada lagi karena hanya diperlukan pada saat gereja mula-mula (Cessationism)
Bagi kalangan Karismatik, Pantekosta, Katolik Roma. Ortodoks dan beberapa Protestan tertentu berpendapat bahwa semua karunia Roh masih relevan sampai saat ini (Continualism).
Pro dan kontra
seperti ini sebenarnya tidak perlu menjadi sesuatu yang menyebabkan
‘disfungsinya’ organ-organ dari tubuh Kristus karena perdebatan yang
mengedepankan keegoan masing-masing denominasi. Tujuan dari diberikannya
Karunia Roh tegas disebutkan dalam Efesus 4 : 12; 1 Korintus 14 : 12, 26 yaitu
untuk membangun dan memperlengkapi jemaat atau gereja. Pembangunan tentunya
membutuhkan akar yang kuat dan pertumbuhan yang baik sehingga menghasilkan
buah-buah yang baik sesuai dengan tri tugas panggilan gereja di tengah-tengah
dunia ini yaitu Marturia, Koinonia dan Diakonia.
Kepemilikan Karunia Roh
Semua Karunia Roh
yang diberikan Allah kepada seseorang dengan tingkatan, efektifitas dan
implementasi yang berbeda-beda demi terciptanya kemajuan dalam pemberitaan
firman, persekutuan dan pelayanan sosial yang terus menerus baik secara
kuantitas terlebih dan terutama kualitas rohani jemaat Tuhan secara komunal.
Timbul satu
pertanyaan: Apakah semua orang memiliki minimal 1 karunia?
Karena Karunia
Roh adalah berasal atau diberikan oleh Roh Kudus, maka tentunya hanya bagi
orang-orang yang percaya dan menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnyalah
karunia tersebut akan diberikan. Siapapun orang Kristen yang percaya kepada
Kristus maka Kristus bertahta di hatinya, dengan demikian ada Roh Kudus dalam
hatinya. Orang seperti inilah yang pasti memiliki minimal 1 Karunia Roh yang semuanya
diarahkan untuk membangun serta memperlengkapi jemaat.
Karunia Roh tidak
dapat dipaksakan untuk diminta dan tidak juga dapat dibeli dengan apapun. Pada
peristiwa yang melibatkan Simon seorang Magus yang suka berlagak seolah-olah
orang penting karena keahliannya dalam melakukan sihir yang kemudian bertobat
karena pemberitaan Injil oleh Filipus di Kisah Para
Rasul 8 : 9 – 24, Petrus memarahinya karena berusaha meminta (Ayat 18:
Menawarkan sejumlah uang) Karunia Roh Kudus. Pada ayat 20 Petrus berkata:
“Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka,
bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang.” Syukurnya Thomas si
petobat baru dan sudah dibaptis itu bersegera meminta ampun atas kesalahannya
dan memohon agar Petrus berdoa baginya agar tidak dibinasakan sebagaimana yang
telah dikatakan oleh Petrus.
Jelaslah disini
bahwa Karunia Roh sepenuhnya mutlak atas kehendak Roh Kudus dan diberikan
dengan cuma-cuma. Namun demikian kita bisa memintanya kepada Roh Kudus. 1
Timotius 4 : 14 menyebutkan bahwa Karunia Roh diberikan oleh nubuat dan
penumpangan tangan sidang penatua. Artinya Karunia Roh bisa dimintakan bahkan
bukan hanya satu melainkan bisa lebih dari satu.
Siapapun yang
telah menerima Karunia Roh maka dia harus bertanggung jawab dan aktif dalam
mengimplementasikannya karena jika tidak aktif digunakan dapat melemahkan tubuh
Kristus. Contohnya: Jika seseorang mendapatkan karunia mengajar atau melayani,
maka jika dia tidak aktif atau rajin melaksanakan Karunia tersebut tentunya akan
berpengaruh secara signifikan kepada pertumbuhan jemaat. Perlu diingat bahwa
tidak semua orang cakap mengajar maupun melayani. Jika seseorang sudah menerima
karunia ini maka Allah memberikannya kecakapan dalam melakukan karunia
tersebut.
Motivasi Melakukan Karunia Roh
Setiap penerima
karunia Roh haruslah melandasi seluruh motivasinya dengan kasih. Menarik untuk direnungkan
perihal rupa-rupa karunia yang terdapat dalam 1 Korintus 12 dengan judul
perikop yang diberikan oleh Lembaga Alkitab Indonesia yaitu “Rupa-rupa karunia,
tetapi satu Roh” (Ayat 1 – 11) dan “Banyak anggota, tetapi satu tubuh” (Ayat 12
– 31) serta kemudian dipertegas lagi di dalam 1 Korintus 14 yang berjudul
“Sekali lagi tentang karunia Roh”, pada kedua pasal ini ditengahi (‘digandeng’)
oleh pasal 13 yang berjudul kasih!
Begitu luar
biasanya Roh Kudus mengilhami Rasul Paulus dalam menulis kitab 1 Korintus dan
pada ketiga pasal tersebut di atas tersusun dengan sistematis dan sempurna.
Bayangkan jika seseorang memiliki karunia bernubuat atau menyembuhkan ataupun
berkata-kata dengan pengetahuan. Jika karunia ini diselewengkan atau disalah
gunakan maka akan muncul manusia-manusia jumawa yang bukannya membangun jemaat
namun meninggikan/menguntungkan dirinya sendiri ataupun juga merasa menjadi
orang penting seperti Simon dari Magus tadi.
1 Korintus 13 : 2
yang berbunyi: “Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku
mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku
memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak
mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.” Ayat ini tegas mengingatkan kepada
siapapun yang memiliki karunia Roh bahwa sehebat dan sebanyak apapun karunia
Roh yang kita miliki (menurut persepsi kita) maka semuanya adalah kesia-siaan
jika kita tidak mempunyai kasih! Bahkan pengorbanan diri yang mencengangkan
seperti menyerahkan tubuh untuk dibakar demi sesama adalah percuma jika tidak
dilandasi oleh kasih.
Evaluasi atas
penggunaan Karunia Roh diarahkan pada motivasi, efektifitas dan optimalisasi
dengan memperhatikan jenis jenis pelayanan baik yang bersifat internal maupun
eksternal. Atas semua kegiatan penggunaan Karunia Roh semua pelaku harus
menyadari bahwa hanya Tuhanlah yang selalu dimuliakan.
Pentingnya Pengetahuan Tentang Karunia Roh
Firman Tuhan
sendiri sebenarnya cukup jelas menerangkan apakah seseorang sedang melakukan
karunia Roh atau tidak dan bagaimana dengan efektifitasnya terhadap jemaat.
Contohnya mengenai berbahasa Roh. 1 Korintus 14 : 14 menyatakan: “Sebab jika
aku berdoa dengan bahasa Roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak
turut berdoa.” Kondisi seperti ini tentunya tidak efektif sama sekali dalam
membangun jemaat karena bukankah hanya orang yang berbahasa roh itu sendiri
yang mungkin menyadari sedangkan bagi jemaat sendiri yang menyaksikannya
tentunya akan dihinggapi kebingungan kapan akan mengaminkan atas doa dalam
bahasa roh tersebut (1 Korintus 14 : 16). Paulus menulis bahwa untuk hal
semacam itu, siapapun yang berkarunia berbahasa roh maka ia harus berdoa supaya
kepadanya atau orang-orang yang berada didekatnya juga diberikan karunia untuk
menafsirkannya (1 Kor 14 : 13, 27, 28). Lebih keras lagi Paulus menyatakan jika
satu jemaat berbahasa roh lalu masuklah orang-orang luar atau orang-orang yang
tidak beriman, bukankah mereka akan mencap bahwa jemaat tersebut gila (1
Korintus 14 : 23)?
Contoh lainnya
adalah karunia menyembuhkan (Healings). Tentunya jika Allah berkehendak
menyembuhkan seseorang dan DIA memakai seseorang sebagai alatnya dengan
memberikan karunia menyembuhkan tersebut, tentunya prosesi penyembuhan yang
terjadi tidak perlu melibatkan media yang aneh-aneh, umpamanya harus membakar
dupa atau memotong ayam ataupun kambing, menggunakan bunga tujuh rupa atau juga
harus berendam di sungai atau kolam tertentu. Itu bukanlah penggunaan karunia
menyembuhkan, tapi dukun yang sedang beraksi dan tentunya menggunakan kuasa roh
kegelapan. Kalau para pemimpin jemaat tidak paham akan perkara seperti ini,
betapa berbahayanya keadaan sekumpulan jemaat. Bukannya membangun tapi malah
menghancurkan.
Karunia Roh
adalah kehendak Allah, untuk itu setiap orang percaya harus mengenali dan mengerjakan
karunia tersebut serta mengembangkannya demi membangun jemaat dan memperluas
kerajaan Allah di tengah-tengah dunia ini. Pengetahuan yang benar akan karunia
Roh bukan hanya meningkatkan efektifitas pelayanan namun juga merupakan
pertanggung jawaban iman yang harus dilakukan baik oleh pelaku karunia Roh,
pemimpin dan seluruh jemaat Tuhan.
Penutup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar