KHOTBAH DI BUKIT (THE SERMON ON THE MOUNT)
MATIUS 5 : 5
BERBAHAGIALAH ORANG YANG LEMAH
LEMBUT,
KARENA MEREKA AKAN MEMILIKI BUMI.
(Blessed are
the meek: for they shall inherit the earth)
Thema
sentral yang harus diperhatikan dan dilakukan dari khotbah di bukit :
- Ucapan/khotbah yang menuntun manusia menuju kebahagiaan[1]
- Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh pengikut Kristus[2]
- Khotbah yang sangat tegas berisi tuntunan dan ringkasan menyeluruh dari apa yang ALLAH harapkan dari orang-orang dalam hal-hal keagamaan[3]
Orang Yang Lemah Lembut (The Gentle)
Dalam KJV, kata yang digunakan untuk lemah lembut
adalah Meek yang berarti
kelembutan yang berasal dari hati dan penurut. Lemah lembut yang dimaksud
bukanlah soft (lembut yang
mengarah pada lembek dan lemah), Supple
(lembut yang gemulai atau lemas) juga bukan graceful (lembut yang lemah gemulai/anggun)[4]
Akar kata bahasa Yunani asli yang digunakan dalam
Perjanjian Baru menyebutkan bahwa kata kelemahlembutan secara harfiah berarti “Kekuatan
yang terkendali”. Kata itu digunakan untuk menggambarkan kuda jantan
liar yang telah dijinakkan masih memiliki kekuatan dan energi sebanyak ketika
ia masih liar, tetapi kekuatan ini sekarang dapat dikendalikan dan dibuat
berguna bagi tuannya.[5]
Menjadi lemah lembut tidak berarti lemah, menjadi
sasaran pukulan. Fakta menarik dari Alkitab menyebutkan hanya ada dua orang
yang disebut lemah lembut – Yesus dan Musa – tapi mereka berdua tidak dikatakan
lemah. Keduanya adalah pria yang maskulin dan kuat.
Rick Warren mengartikan Lemah Lembut sebagai : “Mengendalikan reaksi Anda pada orang lain.
Ini berarti memilih tanggapan Anda sendiri terhadap orang lain dan bukan
sekadar bereaksi terhadap mereka.”[6]
Karakter ketiga dalam Khotbah di bukit (Versi Matius),
yakni lemah-lembut, juga ditulis dalam Alkitab sebagai salah satu buah Roh (Galatia
5 : 23 - Meekness - ).
Kelemah-lembutan bukanlah sifat yang dikembangkan sendiri. Orang-orang yang
telah menerima kasih karunia Allah dan Roh Kudus tinggal di dalam diri mereka
juga diberkati untuk dijadikan lemah lembut. Dengan demikian kelemah lembutan
bukanlan suatu karakter dasar yang ada pada diri seseorang ataupun suatu
karakter yang menjadi ciri khas seseorang dari yang terlihat dari tutur kata
dan perbuatannya, namun semata karena hasil dari kasih karunia dan pemberian
Roh Kudus bagi orang percaya, itu sebabnya mengapa dikatakan sebagai Buah Roh.
Mewarisi
Bumi (Inherit The Earth)
Orang-orang yang mengaku Kristen yang jahat dan kejam,
mereka yang memiliki kekuasaan, orang-orang berpengaruh yang melipatgandakan
kekayaan dengan cara licik mengontrol orang lain bukanlah orang-orang yang
dimaksudkan sebagai pewaris/pemilik bumi.[7]
Di dalam kerajaan Kristus, yang dimaksud mewarisi bumi
adalah orang yang lemah lembut, mengasihi namun bukan menguasai. Daud menegaskan
hal tersebut ketika dia menuliskan Mazmur 37 (ditegaskan dalam ayat 11). Mereka
yang lembah lembut suatu hari akan mewarisi bumi, karena hanya orang-orang
benar akan tinggal di bumi baru ciptaan Allah.[8]
Mari Diskusikan :
- Bilangan 12 : 3 menandaskan bahwa Musa adalah manusia yang terlembut hatinya (Now the man Moses was very meek, above all the men which were upon the face of the earth.). Jika bumi berarti tanah, mengapa dia tidak diijinkan masuk ke tanah perjanjian? (Lihat Keluaran 20 : 2 – 13)
- Pelajaran apa yang kita dapatkan bila memperbandingkan Keluaran 20 : 2 – 13 dengan Bilangan 12 : 3 dan Matius 5 : 5).
- Dalam Matius 11 : 29, Mat 21 : 5 dan II Kor 10 : 1 menegaskan bahwa Yesus lemah lembut. Pelajaran apa yang dapat Anda petik dengan membandingkan ketiga ayat tadi dengan kisah tentang Yesus menyucikan bait ALLAH yang terdapat dalam keempat Injil (Lihat Yoh 2 : 13 – 16)?
- Menurut Anda dalam masalah seperti apa yang membuat anda sulit bahkan tidak bisa berkata/berbuat lemah lembut? Bagaimanakah mengatasinya?
[1] Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab,
2007.
[2] D. Guthrie, Ph.D, dkk Tafsiran
Alkitab Masa Kini 3, Cet. 16, Hal. 71, Yayasan Komunikasi Bina kasih,
2008.
[3] George Ford, Kehidupan
Kristus Buku III : Kuasa Kristus Dan Ajaran-AjaranNYA, hal. 72, Timedia
Service.
[4] John M. Echols dan Hassan
Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Cet. XVIII, PT. Gramedia Pustaka
Utama, 1993.
[5] Rick Warren, God’s
Power To Change Your Life, Cet. I, Hal. 158, Metanoia, 2007.
[6] Idem.
[7] George Ford, Kehidupan
Kristus Buku III : Kuasa Kristus Dan Ajaran-AjaranNYA, hal. 77, Timedia
Service.
[8] Bandingkan dengan D. Guthrie, Ph.D, dkk : “Bumi barangkali hanya
berarti ‘tanah’, dalam arti tanah yang dijanjikan.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar