Translate

Selasa, 20 September 2016

Berbahagialah Orang Yang Lemah Lembut By: Saor R.S.S.S. Panjaitan


KHOTBAH DI BUKIT (THE SERMON ON THE MOUNT)

MATIUS 5 : 5

BERBAHAGIALAH ORANG YANG LEMAH LEMBUT,

KARENA MEREKA AKAN MEMILIKI BUMI.

(Blessed are the meek: for they shall inherit the earth)



Thema sentral yang harus diperhatikan dan dilakukan dari khotbah di bukit :

  1. Ucapan/khotbah yang menuntun manusia menuju kebahagiaan[1]
  2. Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh pengikut Kristus[2]
  3. Khotbah yang sangat tegas berisi tuntunan dan ringkasan menyeluruh dari apa yang ALLAH harapkan dari orang-orang dalam hal-hal keagamaan[3]



Orang Yang Lemah Lembut (The Gentle)

Dalam KJV, kata yang digunakan untuk lemah lembut adalah Meek yang berarti kelembutan yang berasal dari hati dan penurut. Lemah lembut yang dimaksud bukanlah soft (lembut yang mengarah pada lembek dan lemah), Supple (lembut yang gemulai atau lemas) juga bukan graceful (lembut yang lemah gemulai/anggun)[4]



Akar kata bahasa Yunani asli yang digunakan dalam Perjanjian Baru menyebutkan bahwa kata kelemahlembutan secara harfiah berarti “Kekuatan yang terkendali”. Kata itu digunakan untuk menggambarkan kuda jantan liar yang telah dijinakkan masih memiliki kekuatan dan energi sebanyak ketika ia masih liar, tetapi kekuatan ini sekarang dapat dikendalikan dan dibuat berguna bagi tuannya.[5]



Menjadi lemah lembut tidak berarti lemah, menjadi sasaran pukulan. Fakta menarik dari Alkitab menyebutkan hanya ada dua orang yang disebut lemah lembut – Yesus dan Musa – tapi mereka berdua tidak dikatakan lemah. Keduanya adalah pria yang maskulin dan kuat.



Rick Warren mengartikan Lemah Lembut sebagai : “Mengendalikan reaksi Anda pada orang lain. Ini berarti memilih tanggapan Anda sendiri terhadap orang lain dan bukan sekadar bereaksi terhadap mereka.[6]



Karakter ketiga dalam Khotbah di bukit (Versi Matius), yakni lemah-lembut, juga ditulis dalam Alkitab sebagai salah satu buah Roh (Galatia 5 : 23 - Meekness - ). Kelemah-lembutan bukanlah sifat yang dikembangkan sendiri. Orang-orang yang telah menerima kasih karunia Allah dan Roh Kudus tinggal di dalam diri mereka juga diberkati untuk dijadikan lemah lembut. Dengan demikian kelemah lembutan bukanlan suatu karakter dasar yang ada pada diri seseorang ataupun suatu karakter yang menjadi ciri khas seseorang dari yang terlihat dari tutur kata dan perbuatannya, namun semata karena hasil dari kasih karunia dan pemberian Roh Kudus bagi orang percaya, itu sebabnya mengapa dikatakan sebagai Buah Roh.



Mewarisi Bumi (Inherit The Earth)

Orang-orang yang mengaku Kristen yang jahat dan kejam, mereka yang memiliki kekuasaan, orang-orang berpengaruh yang melipatgandakan kekayaan dengan cara licik mengontrol orang lain bukanlah orang-orang yang dimaksudkan sebagai pewaris/pemilik bumi.[7]

Di dalam kerajaan Kristus, yang dimaksud mewarisi bumi adalah orang yang lemah lembut, mengasihi namun bukan menguasai. Daud menegaskan hal tersebut ketika dia menuliskan Mazmur 37 (ditegaskan dalam ayat 11). Mereka yang lembah lembut suatu hari akan mewarisi bumi, karena hanya orang-orang benar akan tinggal di bumi baru ciptaan Allah.[8]



Mari Diskusikan :

  1. Bilangan 12 : 3 menandaskan bahwa Musa adalah manusia yang terlembut hatinya (Now the man Moses was very meek, above all the men which were upon the face of the earth.). Jika bumi berarti tanah, mengapa dia tidak diijinkan masuk ke tanah perjanjian? (Lihat Keluaran 20 : 2 – 13)
  2. Pelajaran apa yang kita dapatkan bila memperbandingkan Keluaran 20 : 2 – 13 dengan Bilangan 12 : 3 dan Matius 5 : 5).
  3. Dalam Matius 11 : 29, Mat 21 : 5 dan II Kor 10 : 1 menegaskan bahwa Yesus lemah lembut. Pelajaran apa yang dapat Anda petik dengan membandingkan ketiga ayat tadi dengan kisah tentang Yesus menyucikan bait ALLAH yang terdapat dalam keempat Injil (Lihat Yoh 2 : 13 – 16)?
  4. Menurut Anda dalam masalah seperti apa yang membuat anda sulit bahkan tidak bisa berkata/berbuat lemah lembut? Bagaimanakah mengatasinya?










[1]  Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab, 2007.
[2]  D. Guthrie, Ph.D, dkk Tafsiran Alkitab Masa Kini 3, Cet. 16, Hal. 71, Yayasan Komunikasi Bina kasih, 2008.
[3]  George Ford, Kehidupan Kristus Buku III : Kuasa Kristus Dan Ajaran-AjaranNYA, hal. 72, Timedia Service.
[4]  John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Cet. XVIII, PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993.
[5]  Rick Warren, God’s Power To Change Your Life, Cet. I, Hal. 158, Metanoia, 2007.
[6]  Idem.
[7]  George Ford, Kehidupan Kristus Buku III : Kuasa Kristus Dan Ajaran-AjaranNYA, hal. 77, Timedia Service.
[8] Bandingkan dengan D. Guthrie, Ph.D, dkk : “Bumi barangkali hanya berarti ‘tanah’, dalam arti tanah yang dijanjikan.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar