Translate

Selasa, 11 Agustus 2015

TAATILAH TUHAN



TAATILAH TUHAN
Kejadian 12 : 1 – 9
By: Saor R.S.S.S. Panjaitan


Kelebihan manusia dari makhluk lainnya adalah dia memiliki akal budi yang memampukannya melakukan pilihan pilihan apapun sesuai dengan kebutuhannya. Akal budi membutuhkan kompas rohani agar pilihan yang diambil tidak Melenceng dari arah yang telah Tuhan rancangkan yaitu segala hal yang baik bagi tiap manusia sekalipun prosesnya mungkin tidak menyenangkan namun hasil akhirnya pasti baik. Untuk itu diperlukan ketaatan agar rancangan tersebut tergenapi.
Ketika Terah membawa seluruh keluarganya keluar dari Ur Kasdim, mungkin saat itu tujuan dalam hatinya adalah untuk mencari peruntungan sehingga mereka menetap terlebih dahulu di Haran sebuah kota perdagangan di Mesopotamia purba. Tujuan awalnya adalah Kanaan, namun akhirnya dia meninggal di Haran.
Bagi Allah, rancangan awal keluarnya Abram dari Ur Kasdim sudah dirancangkan sedemikian rupa bukan hanya untuk jangka pendek atau menengah namun jauh kedepan dimana kelak nantinya darinya akan diturunkan bangsa pilihan Allah dan dari salah satu sukunya yaitu Yehuda akan lahir Raja Israel terbesar yaitu Daud dan inkarnasi Allah dalam rupa manusia yaitu Juruselamat manusia Tuhan Yesus Kristus. Suatu proses yang memakan waktu bukan hanya ratusan tapi ribuan tahun kemudian.
Secara manusiawi pasti tidak menyenangkan bagi Abraham untuk keluar dari Ur Kasdim lalu Haran karena sebagai keluarga yang terpandang Terah memiliki kekayaan, keluarga dan asset lainnya yang harus ditinggalkan. Terlebih bagi Abraham yang beristrikan Sarai yang mandul dan keponakannya Lot yang dalam proses berikutnya akan berseberangan dengannya. Belum lagi resiko menghadapi suku bangsa lain yang dapat mengancam keselamatan diri, keluarga dan harta bendanya.
Bagi kita manusia jaman kini yang sering mengandalkan logika dan realita hidup sesaat, mungkin menilai lebih konyol lagi akan kepergian Abraham ke Kanaan yaitu suatu tempat yang bahkan dia belum ketahui sama sekali!
Namun perintah Tuhan adalah segalanya dan merupakan kehormatan besar untuk ditaati dan dijalankannya.
Kejadian 12 : 1-9 bahkan pasal sebelumnya tidak ada sama sekali menuliskan sebagai bukti atau indikasi bahwa Abraham mempertanyakan atau tawar menawar akan perintah menuju Kanaan tersebut. Mungkin jika Abraham miskin ataupun diusir dari kampung halamannya maka beralasanlah jika dia langsung taat dan menjalankan perintah Tuhan untuk pergi ke Kanaan, namun faktanya dia taat untuk meninggalkan comfort zone nya hanya demi melaksanakan satu perintah. Proses panjang yang tidak nyaman Abraham lakukan dan rancangan Allah yang akhirnya pasti baik tergenapi bagi Abraham.
Kisah ketaatan Abraham hendaknya menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita untuk hidup dalam ketaatan kepada Tuhan dan dalam implementasi kepada sesama kita juga senantiasa taat kepada mereka yang memang memiliki otoritas dan integritas untuk memberikan perintah kepada kita.
Rakyat taat kepada pemerintahnya (Roma 13), bawahan taat kepada atasannya, istri taat kepada suami, anak-anak taat kepada orangtua (Efesus 5), murid taat kepada guru, jemaat taat kepada gembalanya. Ketidak taatan dapat dilakukan dengan meminta hikmat pada Tuhan jika perintah yang diberikan menentang Tuhan atau diperintahkan melakukan dosa. Namun terhadap figur yang memberi perintah tersebut kita tetap respek/hormat.
Hari ini adalah tahun ajaran baru bagi para murid dan hari pertama kerja bagi karyawan. Kiranya ketaatan Abraham menginspirasi dan memotivasi kita menjadi anak anak Tuhan yang taat. TYM.
*SP*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar