Karya: Saor R.S.S.S. Panjaitan
Beribu nusa dan beratus suku
bangsa serta bahasa jalin menjalin membentang dari barat ke timur. Semua atas
kehendak Illahi, sedikitpun tiada peran dari putra-putrimu dalam
pembentukannya.
Kami hanya tinggal
menerima,mengusahakan dan menikmatinyaSemua karena anugerah dan ketetapan Sang Khalik langit dan bumi.
Ketika di Agustus hari Ketujuh Belas
dari tapakan ke empat puluh lima
Abad dua puluh dikumandangkan harga dirimu yang merdeka sejajar dengan bangsa
lainnya sebagai restu Illahi atas perjuangan yang bersimbahkan darah dan
bertaruhkan nyawa…
Semua merasa satu, tiada tersekat
oleh aneka perbedaan hingga kejayaan membentang dari nusa ke nusa dan bahari ke
bahari.
Namun, mengapakah riwayatmu kini?
Putra-putrimu terjebak atas
eksklusifitas berbagai perbedaannyaSorak sorai kecurangan, perilaku koruptif, fitnah yang disembar-semburkan laksana bisa ular, kemunafikan, intoleransi, diistegrasi, diskriminasi, penindasan kaum minoritas bahkan pengebirian atas anak-anakmu yang gemilang dalam karakter dan karya begitu riuh melanda tiap jengkal tanahmu
Guratan dan pernak-pernik warisan leluhur perlahan memudar ditindas panasnya debu-debu
Memaksa satukan Tuhan versi gurun sahara, mengancam kemanusiaan, menggerus persatuan, menghujat kemusyawaratan, dan menafikkan keadilan sosial.
Namun, kami bukan hanya anak-anak pertiwi
Kami juga telah ditetapkan sebagai anak-anak Illahi yang diperintahkan membawa terang dan menggaramimu
Atas riwayatmu kini,
Kami diperintahkan untuk makin bertekun dalam telutan doa yang tak kenal lelah
Berkarya demi mengusahakan kesejahteraan atas desa-desa dan kota-kotamu
Membagikan kasih meski berbalaskan cibiran dan hujatan
Melakukan dan mengusahakan kebenaran Illahi yang dimulai dari diri kami terlebih dahulu
Indonesiaku,
Riwayatmu kini kami taruh ke
dalam tangan pengasihan penciptamu
Depok & Legok Permai
15-16 Agustus 2017Dibacakan pada saat Ibadah Dalam Rangka HUT Kemerdekaan RI
Di Gereja Methodist Indonesia Efrata Parung Panjang Bogor