Translate

Selasa, 08 September 2015

BELAJAR YANG SEJATI


BELAJAR YANG SEJATI
 Mazmur 119, Yosua 22 : 5 dan Mazmur 63 : 9
SAOR R.S.S.S. PANJAITAN


Mengajar bukan hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan bagi yg diajar. Mengajar memberi kesempatan emas kepada pengajar untuk mempersiapkan bahan ajar yg baik berdasarkan rencana pembelajaran yg jauh jauh hari telah disiapkan dan disosialisasikan kepada yang diajar. Disebutkan sebagai kesempatan emas karena persiapan bahan membuat pengajar harus belajar lagi, memperbarui ilmu yang dikuasai berdasarkan kemajuan jaman, menyiapkan strategi pengajaran yg metodis, aplikatif dan membuka kesempatan pada yang diajar untuk bertanya atau bahkan memberi argumen terbalik atas materi yg disampaikan.
Setelah proses persiapan dan penyampaian materi selesai, pengajar juga harus mengevaluasi performanya yang bisa didapatkan dari respon dari yang diajar di ruang belajar maupun nilai ujian yang dihasilkan. Merupakan keprihatinan yang mendalam bagi pengajar jika ternyata nilai akhir dari yang diajar mayoritas tidak memenuhi standar minimal yg dipersyaratkan, bahkan bagi pengajar yg baik, satu saja dari yang diajarnya tidak berhasil itu merupakan keprihatinan yg mendukakannya.
Ketidak berhasilan mungkin saja karena faktor kekurangmampuan akademik maupun ketidak mampuan menggunakan proses belajar dengan baik. Faktor ini tentunya dari yang diajar. Bisa juga karena ketidakmampuan pengajar dalam menjabarkan bahan ajar atau ketidak tegasan pengajar dalam membina dan memotivasi para terajar untuk berjuang menguasai materi ajar dengan baik.
Hal yang juga sangat memprihatinkan pengajar adalah saat proses pembelajaran berlangsung, yang diajar mengabaikan pengajaran yg diberikan. Respon seperti ini sebenarnya adalah suatu pengabaian yang menunjukkan kurang atau bahkan tiadanya respek yang diajar kepada pengajar. Tidak perlu menunggu sampai masa uji akhir dilakukan, bisa dipastikan hasil negatif akan diperoleh para terajar.
Dalam konteks rohani, Pengajar sejati yg maha benar dan sempurna tentunya memberi tuntunan baik berupa bahan bahan ajar dari lingkup alam semesta yang menguatkan kebenaran materi ajar dari Pengajar sejati, interaksi sesama terajar, logika dan hati nurani bahkan tersedianya bahan ajar yg telah terkodifikasi, hasil dari titah maupun perjalanan sejarah terajar yg didokumentasikan oleh para utusannya.
Menyedihkan bagi Pengajar sejati nan agung jika para terajar mengabaikan semua bahan ajar yg sudah dibeberkan didepan mata rohani dan iman para terajar. Lebih memprihatinkan lagi jika para terajar saling menggigit dan mencakar ketika proses pembelajaran sedang dijalani para terajar. Bagaimana mungkin dapat mengarahkan seluruh eksistensi diri kehadapan Pengajar sejati jika masih menyibukkan diri untuk mencakar diantara sesama terajar.
Andaikanpun saat proses belajar itu para terajar mengklaim sedang menghayati dan mengaplikasikan semua bahan ajar dari Pengajar sejati, pastilah itu hanya pepesan kosong berwarna kemunafikan dan seruan-seruan para terajar yg mencoba membela diri dengan meneriakkan bahwa mereka sedang mempraktikkan bahan ajar dari Pengajar sejati hanya akan terdengar bagaikan lolongan lirih yang dari kualitasnya pun jelas meragukan dan memprihatinkan.
Perhatikan: Bahan ajar dari Pengajar sejati dan agung hanya dapat dihayati dan diimplementasikan ketika kita betul betul melekat kepadaNYA.TYM.

*SP*